oleh

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sosialisasi di Ponpes Asadiyah Sengkang

SUARAKEADILAN – Tiga mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelas sosialisasi salah satu fakultas ke Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang. Mereka mengajak para santri untuk menuntut ilmu di universitas Islam negeri yang ada di Jakarta ini.

“UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah termasuk perguruan tinggi negeri yang sangat bergengsi di Indonesia. Karena sudah banyak mencetak alumni-alumni yang mempunyai peran strategis. Baik di birokrasi, pemerintahan, sosial, politik di negeri yang kita cintai ini,” kata Salahuddin Al Ayyubi salah satu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ketiga orang mahasiswa UIN tersebut mengambil program studi Dirasat Islamiyah. Salahuddin Al Ayyubi  dan Nurul Fajri Arifin mahasiswa semester 4. Sedangkan Muflihah Sudirman semester 6.

Baca Juga :  BSM Wajo Berangkatkan Umrah Pembina Ponpes Al Mubarak

Sosialisai ini dilaksanakan di aula Madrasah Aliyah Putri Sengkang Jalan Lapongkoda, nomor 58 Sengkang. Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo. Sulawesi Selatan, Selasa (29/1/2019) pukul 14.30 WITA. Hadir dalam acara ini para pembina serta seluruh santri kelas XII Madrasah Aliyah Putri Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang. Bertiga, mereka mensosialisasikan salah satu fakultas yang memuat program studi Dirasat Islamiyah wal Arabiyah.

“Wajo dikenal dengan kota santri. Karena di dalamnya sebuah pesantren besar yaitu As’adiyah yang alumninya sudah ratusan ribu. Namun ada hal yang sangat riskan. Masih banyak santri di sini yang takut hijrah mengekplorasi ilmu pengetahuan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,” paparnya.

Salahudin menyadari, sebagian masyarakat mempunyai persepsi kurang bagus tentang UIN Syarif Hidaytullah Jakarta. Bahwa universitas ini dikuasai oleh dosen-dosen yang mempunyai pemikiran liberal. Yang terkadang statement atau pernyataannya menimbulkan kontroversi.

Baca Juga :  Besse Titing Andryani Melaksanakan Kegiatan Yasinan di Malam Jumat

“Hal itu sebenarnya biasa saja. Karena dinamika dan khazanah keilmuan harus ditempa sejak saat kita mahasiswa. Agar kita menjadi orang yang militan pasca meninggalkan almamater,” tandasnya. (SUB)

Loading...

Baca Juga