SUARAKEADILAN – Sebagai seorang wanita aktif dalam berbagai kegiatan sosial, Erna Rasyid Taufan menjelaskan tentang harta yang paling berharga dalam hidup ini adalah ilmu agama. Demikan dijelaskannya saat ditemui suarakeadilan.id sekitar pukul. 13.30 WITA di rumah jabatan Walikota Parepare. Sabtu, (2/2/2019)
Dalam paparannya Erna Rasyid Taufan mengungkapkan keprihatinannya kepada sebahagian masyarakat. Kebanyakan mereka memiliki ambisi dan semangat yang sangat kuat. Namun kendor dalam membaca dan menulis, terutama artikel, opini yang beraroma dan bernuansa keIslaman.
Padahal gemar membaca dan menulis dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman kita terhadap agama. Menurutnya, orang yang baik agamanya akan konsisten dan istiqamah jika diberi amanah. Erna Rasyid Taufan sendiri adalah penulis buku “Al Quran & Rahasia Umur 40 tahun”. Ia juga menulis buku “99 Doa Sehari-Hari”, yang beberapa waktu lalu dibagikan gratis kepada anak-anak di Majelis Anak Soleh.
“Makanya Nabi Muhammad SAW, memberikan opsi buat laki-laki yang ingin meminang seorang wanita. Diantaranya masalah kecantikan, kekayaan, keturunan, dan yang paling harus kita prioritaskan adalah opsi yang terakhir. Yaitu agama. Karena ini yang akan menentukan segalanya,” terangnya.
Berangkat dari keprihatinan inilah, Erna Rasyid Taufan memutuskan untuk menyuarakan pentingnya ilmu agama, melalui dengan mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI. Ia percaya melalui legislatif pusat, suaranya akan lebih didengar dan memberi dampak yang lebih luas. Wanita yang aktif di Majelis Anak Soleh dan majelis-majelis taklim ini
“Motivasi itulah yang membuat saya maju untuk menjadi anggota DPR RI melalui partai Golkar dapil 2 nomor urut tiga. Saya maju semata-mata untuk memperbaiki dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Saya ingin masyarakat Indonesia memiliki ilmu agama yang lebih baik. Bukan berarti saat ini kurang, tapi saya pinginnya lebih. Kalau motivasi saya hanya untuk mengejar materi dan popularitas, saya kira apa yang saya miliki saat ini sudah cukup,” terang Erna Rasyid Taufan.
Istri Walikota Parepare ini juga menyayangkan beberapa narasi politik yang terkadang disalahtafsirkan oleh sebahagian masyarakat. Seperti “Suara rakyat adalah suara Tuhan”. Bagaimana bisa menyebut demikian, jika pada kenyataannnya untuk mendapatkan suara rakyat, caleg sering kali menggunakan kekuatan uang. Karenanya, jika menyebut suara rakyat adalah suara Tuhan, maka ini sangat melecehkan eksitensi Tuhan itu sendiri.
“Jangan kita menyamakan suara rakyat dengan suara Tuhan. Sementara suara yang kita peroleh dengan cara money politik. Itu akan merusak citra agama Islam. Menisbahkan (menyandarkan-red) sesuatu kepada Tuhan, mestinya sesuatu itu harus mulia juga. Jangan menyandarkan sesuatu kepada Tuhan, tapi malah menurunkan eksistensi agama. Khususnya agama Islam,”tegas hafidzah Qur’an ini.
Erna Rasyid Taufan berharap, pada tanggal 17 April 2019 nanti, masyarakat bijak dalam menentukan pilihannya. Jangan memilih hanya berdasarkan hubungan emosional saja, apalagi karena uang. Ia menyarankan masyarakat untuk melihat terlebih dahulu, apa yang pernah dilakukan seorang caleg sebelum mencalonkan diri. Penting lagi untuk dilihat, seberapa peduli caleg tersebut dengan lingkungan sekitar.
“Semoga masyarakat bisa mentukan dan memberikan suaranya kepada orang yang memang mempunyai integritas serta rekam jejak yang bagus,” tutup Erna Rasyid Taufan. (SUB)