oleh

Politik Optimis Jokowi, Sebuah Opini Tubagus Soleh

Politik Optimis Jokowi. Oleh: Tubagus Soleh, Ketum Babad Banten Nasional.

Kekuatan Politik Jokowi adalah Politik Optimistis. Yaitu sikap yang memberikan pencerahan dan harapan hidup yang lebih baik di masa yang akan datang. Rakyat tidak dininabobokan dengan berbagai janji “kemudahan” dan “kemurahan” hidup, tapi diberikan pemahaman, pengertian dan pencerahan agar sama sama bahu membahu membangun bangsa untuk semua.

Dari pidato politik ataupun dari kinerja politik yang sudah, sedang dan akan Pak Jokowi lakukan, menguatkan sikap politik optimis. Branding Politik Optimis sangat kuat pada diri pak Jokowi.

Untuk menjadi pemimpin bangsa ( Presiden ) memang harus optimis. Menebarkan harapan hidup yang lebih baik, menyiapkan infrastruktur pendukung yang bagus, serta kinerja pelayanan yang prima. Rakyat Indonesia sudah terbiasa bekerja keras, ulet, tekun, dan tabah. Yang diperlukan oleh rakyat adalah ketauladanan dan optimisme yang dipancarkan oleh pemimpin bangsa.

Pemimpin Bangsa tidak hanya bekerja secara fisik ragawi saja seperti membangun infrastruktur, menyiapkan sarana pelayanan prima, ASN yang militan dalam pelayanan kepada rakyat tapi juga Pemimpin Bangsa harus bekerja secara batin.

Bekerja secara batin itu artinya, Pemimpin bangsa harus benar benar memancarkan jiwa optimis, visioner, serta terimplementasi dalam laku perbuatan ketauladan. Tanpa bekerja secara batin kinerja lahir yang sudah nyata terlihat tidak akan memberikan dampak perubahan mental kepada rakyat.

Baca Juga :  Polemik PPDB : Masyarakat Gusar, Pemerintah Galau, Opini Nursinah

Revolusi Mental yang dicanangkan oleh Pak Jokowi sesungguhnya dalam makna yang seperti ini. Yaitu pembangunan fisik harus sejalan dengan kesiapan mental agar selalu mensyukuri setiap kemajuan kehidupan bangsa dan negara.

Bukti bahwa Rakyat Kita tidak bersyukur terhadap kemajuan bangsa adalah masih kuatnya hoaks dan fitnah keji kepada pemimpin bangsa sebagaimana yang dialami oleh Pak Jokowi sebagai Presiden. Rakyat begitu mudah terperangkap hoaks dan fitnah. Bahkan dengan terang terangan menyebarkannya ke warga bangsa seperti yang dilakukan oleh tiga ibu ibu di karawang yang tertangkap.

Mungkin masih banyak yang belum terungkap. Tapi saya percaya fenomena hoaks dan fitnah bukan sekedar masalah politik saja. Tapi lebih disebabkan ketidaksiapan mental spiritual rakyat dalam menerima kemajuan bangsa yang nyata di zaman era pak Jokowi memimpin.

Dititik inilah kita harus membaca dan membedah masalah Bangsa sesungguhnya yaitu masalah kegelapan spiritual. Bukan sekedar masalah perut saja. Tapi lebih dari itu bahkan lebih serius dari yang kita bayangkan sekalipun.

Baca Juga :  Kami Ingin Syariat Islam, Kami Inginkan Negara Diatur Dengan Hukum Allah SWT

Kegelapan Spiritual ditandai dengan sikap dan prilaku yang gemar memfitnah, gemar pamer ‘kebaikan’, gemar pamer ‘kemaksiatan’, dan seterusnya. Pikiran, Hati, Ucapan, Perasaan dan tindakan tidak fokus semata mata sebagai bentuk pengabdian kepada Allah swt. Sehingga selalu berdampak pada diri selalu merasa terasing dari keadaan kehidupan yang semestinya disyukuri.

Bila kegelapan spiritual ini tidak diselesaikan dengan segera bisa saja kemajuan bangsa yang dicapai tidak membuat bangsa Indonesia semakin bertambah bersyukur atau semakin kuat Imannya kepada Tuhan Yang Maha Esa tapi justru akan menjadi bangsa yang mengingkari dan bertambah sombong seperti kaum Add yang terterah dalam kitab Suci Alqur’an. Akibatnya jelas, bakal dimusnahkan oleh Allah swt.

Inilah yang sesungguhnya yang menjadi persoalan bangsa. Siapapun yang menjadi Pemimpin Bangsa haruslah mampu mengurai masalah ini secara tuntas. Karena dampaknya sangat dahsyat yaitu punahnya eksistensi Bangsa Kita.

Maka menjadi serius bagi rakyat untuk menentukan pilihannya pada Pilpres, Pileg dan DPD RI pada tanggal 17 April 2019. Siapa yang akan didukung sebagai Pemimpin Bangsa yang sesuai dengan kaidah kaidah Agama dan tuntunan sesuai kitab Suci masing masing. Karena dititik ini akan menentukan masa depan dan eksistensi kita sebagai Bangsa Indonesia.

Baca Juga :  Hari-Hari Politik yang Panjang. Opini Tubagus Soleh

Bila saja pilihan anda kepada calon Presiden, Anggota Dewan dan DPD berdasarkan hoaks dan fitnah maka tentu saja cepat atau lambat akan berimbas pada kehidupan berbangsa kita.

Saya pribadi senang dengan Politik Optimis nya Pak Jokowi. Senang juga dengan gaya beliau yang low profile. Senang juga dengan ketegasannya yang konkrit. Senang juga dengan kesabarannya difitnah, dicacimaki, dihina, diremehkan. Tapi tetap fokus bekerja politik untuk rakyat.

Pembangunan infrastruktur terus berjalan, Posisi Indonesia berkharisma di pergaulan Internasional baik di kawasan dunia Islam dan Timur maupun dikawasan dunia Barat dan Eropa. Menurut saya inilah titik awal optimis kita sebagai bangsa. Pak Jokowi sudah meletakan pondasinya. Untuk itu menurut saya, Pak Jokowi Pantas untuk melanjutkan Periode ke 2 Kepemimpinan Nasionalnya sebagai Presiden. Anda pasti setuju.

Loading...

Baca Juga