oleh

Lurah Paria bersama Kasi PMDK Majauleng Hadiri Peringatan Isra Miraj

SUARAKEADILAN – Sehabis shalat jumat, Masyarakat Masjid Lajana’, Kelurahan Paria Kecamatan Majauleng Kabupaten Wajo Sulawesi Selatan, melaksanakan kegiatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Besar Muhammad SAW. Jumat, (22/03/2019).

Kegitan tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat dan pemerintah. diantaranya, Baso Sirajuddin, S.Sos Lurah Paria Andi Cege SP Kasi PMDK. Hadir pula Ustad Subairi, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhklisin DDI Paria, Baso Safwan, Pembina Pondok Pesantren Al-Mukhlisin DDI Paria. Serta seluruh jamaah masjid Lajana Kelurahan Paria.

“Momentum isra mi’raj adalah  momentum memperkaya ilmu Agama terutama masalah sholat. Memang semua orang Islam mengetahui tata cara shalat dalam aspek fiqih. Tetapi ada dimensi lain yang harus kita ketahui dalam masalah shalat yaitu dimensi ritual dan dimensi sosialnya,” kata Andi Cege.

Baca Juga :  Terlibat Tawuran, 75 Pemuda Digiring ke Polsek Tambora
Kasi PMDK Kecamatan Majauleng juga mengingatkan pesan yang tertulis didalam Al-Quran.

“Dimanapun kita berada, selalu diliputi oleh kehinaan. Terkecuali orang yang memperbaiki hubangan dengan sang khalik dan manusia,” paparnya.

Sementara Ustad Subairi selaku pembawa hikmah menjelaskan makna Isra dan Mi’Raj Nabi Muhammad SAW. Ia menguraian hikmah isra mi’raj dari sudut waktu. Mengapa isra dan mi”raj dilakukan di malam hari? Bukan di siang hari. Jawabannya bahwa malam adalah merupakan simbol ketenangan dan kehinaan seorang hamba dihadapan kholiknya. Sangat berbeda konsentrasi dan kekhusuan orang yang shalat di malam hari dengan di siang hari. Itulah mengapa Al-Quran memerintahkan agar kita bangun walaupun sebentar untuk bermunajat kepada Allah SWT di malam hari.

Baca Juga :  Camat Majauleng Motivasi Santri Ponpes Al-Mukhlisin DDI Paria

“Yang kedua. Tidak semua orang bisa melakukan proses isra dan mi’raj terkecuali orang-orang yang bersih dan suci serta dekat dengan Allah SWT. Itulah sebabnya Nabi Muhammad SAW sebelum diisra’ mi’rajkan, dibedah oleh malaikat jibril untuk dibersihkan hatinya. Hal itu terjadi bukan karena hati Rasulullah kotor, tetapi hati Nabi yang bersih ingin ditambah lagi supaya tambah bersih,” terangnya.

Ustad Subairi berharap agar peringatan isra’ dan mi’raj ini bukan hanya sebatas seremonial belaka. Tetapi harus ada ilmu yang harus dibawa pulang dan diamalkan agar hidup semakin bahagia. (SUB)

Loading...

Baca Juga