oleh

Membaca Rommy dan Hasil Litbang Kompas, Opini Tubagus Soleh

Membaca Rommy dan Hasil Litbang Kompas. Oleh: Tubagus Soleh, Ketum Babad Banten Nasional

Ada dua kejutan menjelang 30 hari pencoblosan pilpres. Pertama, OTT Romahurmuzy Ketum DPP PPP. Beliau Ketum Parpol yang sangat dekat dengan Pak Jokowi sebagai Presiden sekaligus Petahana.

Publik tidak ada yang menduga sekelas Rommy bisa kena OTT KPK. Karena beliau merupakan ‘tokoh penting’ yang dekat dengan Presiden. Tapi fakta politik berkata lain. Ternyata garis takdir Rommy harus masuk hotel predeo KPK.

Saya yang awam bertanya tanya, ada apa dibalik semua ini ? Benarkah pak Jokowi tidak mengetahui sama sekali atau pura pura tidak tahu? Waallohua’lam. Hanya pak Jokowi dan Tuhan saja yang tahu.

OTT Rommy sempet bikin kaget dan menjadi bahan bully-an yang hot. Warganet terbelah melihat OTT Rommy. Ada yang bilang, bahwa ini bukti Pak Jokowi tidak tebang pilih dalam penegakan hukum. Tidak hanya tajam ke pihak sebelah. Tapi juga bisa menyasar ke pihak pihak yang dianggap dekat dengan Pak Jokowi tapi berkelakuan Korup.

Sementara kubu sebelah berpendapat lain. Saya menyimak dari medsos meme meme yang lucu bikin perut mules. Bahwa Petahana ternyata didukung oleh Parpol korup. Para pendukung Pak Jokowi adalah para koruptor. Dan masih banyak lagi yang lucu lucu. Saya pribadi tidak menanggapi meme meme yang berseliweran di medsos. Saya hanya sekedar menikmati saja sambil nyeruput kopi pahit yang menyehatkan.

Lalu sebenarnya ada apa dengan Rommy? Pertanyaan inilah yang membikin saya serius mencari jawabannya. Dari hasil bacaan serta diskusi dengan kawan kawan relawan 01 dan kawan kawan saya yang di 02, saya berkesimpulan bahwa masalah Rommy murni masalah hukum. Jangan ditarik tarik ke dalam politik. Karena akan bikin ruwet saja.

Baca Juga :  Jangan Ciderai Demokrasi Kita, Sebuah Opini Tubagus Soleh

Membully Rommy dengan berbagai meme membikin dia gede kepala. Baca saja surat Rommy yang di share ke publik. Rommy merasa sebagai Pemimpin yang dijebak karena perjuangannya. Yang lebih lucu lagi mengkaitkan Rommy dengan Pak Jokowi.

Tentu saja logika kait mengkait ini tidak selamanya salah tapi yang pasti bikin kita tambah ruwet. Kita tidak akan menemukan ujung pangkalnya. Ujung ujungnya paling Rommy masuk hotel Predeo Suka Miskin Bandung menyusul para koleganya sesama koruptor yang terlebih dahulu masuk ke sana. Jadi menurut saya, masalah Rommy murni masalah hukum dan moralitas.

Yang menarik dari diskusi saya dengan seorang kawan tentang kasus Rommy. Dia mengatakan bahwa Kubu 01 ini sudah kuat dan merasa yakin bakal memenangi kontestasi pada pilpres 2019. Sehingga apapun yang terjadi dengan personal tim suksesnya tidak akan mempengaruhi suara kemenangan kubu 01. Temen saya bilang, pasti segala sesuatunya sudah dihitung dengan cermat termasuk ekses dan dampaknya. Tidak ada yang kebetulan di dunia politik Indonesia. Semua by desain. Diantara Tokoh Politik ketua umum Parpol, Rommy yang paling lemah nilai bargainingnya.

Baca Juga :  KaBIN dari Sipil. Siapa yang Pas Menduduki Posisi Itu?
Kejutan kedua Hasil survai litbang kompas. Litbang kompas merilis hasil survainya ke publik. Hasilnya cukup mencenangkan. Elektabilitas Pak Jokowi Amin masih di bawah 50%. Tepatnya 49,2 persen. Hasil litbang kompas sungguh membuat banyak pihak ketar ketir terutama para relawan Jokowi Amin yang berjibaku dilapangan bersentuhan langsung dengan grossroot.

Benarkah elektabilitas Pak Jokowi Amin dibawah 50 persen? Ini artinya apa? Koq berbeda dengan hasil survainya dari lembaga lembaga survai seperti LSI dkk?

Sejenak saya tertegun juga. Apakah ada kaitannya Rommy dengan Hasil Survai Kompas? Atau dua kejadian yang terpisah? Setelah membaca dengan cermat saya berkesimpulan dua kejadian yang terpisah. Tapi masih ada kemungkinan untuk menguatkan framming kekuatan solid Pak Jokowi Amin.

Baca Juga :  Reshuffle Kabinet: Ilusi Kesejahteraan Demokrasi. Opini Ainul Mizan

Saya membacanya begitu, sekalipun digoncang dengan berbagai isyu dan kejadian Jokowi Amin akan menjadi Pemenangnya. Hasil litbang kompas, merupakan paparan data yang modern dan membikin relawan mawas diri. Bahkan ada yang terbakar kembali semangatnya untuk terus berjuang sampai KPU menetapkan Pak Jokowi Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2019 sd 2024.

Litbang Kompas memberikan efek positif yang luar biasa kepada pada para relawan Jokowi Amin di semua organ relawan. Tidak ada rasa terkejut dan khawatir sedikitpun. Malah mereka yang penulis ajak bicara menunjukan sikap dan pandangan yang optimis. Mereka berjuang dengan sungguh sungguh menghantarkan Pak Jokowi Amin sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih.

Akhirnya penulis menyimpulkan dua kejutan menjelang 30 hari pencoblosan sangat berefek positif bagi kemantapan kemenangan Jokowi Amin. Waallohu A’lam.

Loading...

Baca Juga