oleh

Babad Banten: Amalkan Nilai-Nilai Al Quran, Jangan Hanya Dihafal

SUARAKEADILAN – Ketua Babad Banten Kota Tangerang Kyai Haji Tubagus Sehabudin Ahmad menekankan bahwa nilai-nilai al Quran harusnya lebih diutamakan dibanding sekedar menghafal. Sikap ini disampaikan menuysul kegiatan MTQ ke 16 Provinsi Banten di Kota Tangerang. Rencananya, acara ini akan dibuka secara resmi oleh Gubernur Banten Haji Wahidin Halim, Semin (25/3/2019).

“Pelaksanaan MTQ yang sudah rutin dilaksanakan ini jangan hanya sekedar formalitas rutinitas saja. Atau hanya sekedar menggugurkan agenda tahunan. Tapi Babad Banten berharap kegiatan MTQ ini menjadi pemicu bagi pengamalan nilai-nilai al Quran. Dalam kehidupan warga Banten dalam sehari-hari,” jelas Kyai Tubagus Sehab.

Lebih lanjut Kyai Tubagus Sehab menjelaskan yang juga pengasuh Pondok Pesantren Darussaadah Kp Doyong Jatiuwung Kota Tangerang mengingatkan, jangan sampai alqur’an hanya sampai ditenggorokan saja. Seperti halnya kisah Abdurrahman bin Muljam. Ia adalah sahabat Nabi yang hafiz al Qur’an, tapi berani menjadi pembunuh Sahabat Nabi yang juga anak menantu Nabi, Sayyidina Ali Karamatullohu wajha. Ini mengisyaratkan kepada kita supaya al Qur’an tidak hanya sampai ditenggorokan saja. Kyai Tubagus Sehab menjelaskan, Fenomena Abdurrahman bin Muljam sudah terlihat di tengah-tengah kita.

Baca Juga :  Mewaspadai Pesantren Pengusung Khilafah dan Anti NKRI di Banten

Bahkan Kyai Tubagus Sehabudin menegaskan, fenomena mengkafirkan, merendahkan sesama muslim begitu kentara dan mudah diucapkan.

“Contoh yang paling sederhana dan nyata adalah dalam konteks Pilpres. Yang mendukung calon si A dianggap Otak Dungu sedangkan yang mendukung si B Otak waras”, ujar Kyai sehab.

Kyai Sehab melanjutkan, sikap seperti itu jauh dari nilai-nilai al Quran. Dan ini sangat berbahaya bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di masa depan.

“Pemprov dan pemkot atau pemkab se provinsi Banten sudah harus memikirkan. Dan merumuskan membumikan nilai-nilai al Quran secara serius dan sistematis dalam kehidupan keseharian. Dan harus melibatkan kalangan pesantren NU agar yang diajarkan benar-benar sesuai dengan Islam Rahmatan lil alamin. Sebagaimana yang sudah disepakati oleh Founding Father kita”, harapa kyai sehab. (TMS)

Loading...

Baca Juga