oleh

Logika Agama Akhir Zaman Tidak Identik Dengan Kiamat

Logika Agama Akhir Zaman Tidak Identik Dengan Kiamat. Oleh: Subairi, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukhlisin DDI Paria.

Terus terang saja, saya sendiri biasa resah melihat maraknya pemberitaan atau informasi yang membahas tentang kiamat. Yang membuat masyarakat merasa ketakutan dan bahkan sampai meninggalkan kampung halaman dan seluruh harta bendanya.

Semoga uraian singkat ini bisa memberikan pencerahan. Kalau ada orang yang mengaitkan akhir zaman itu identik dengan kiamat, maka yang pertama ingin saya garis bawahi bahwa dalam Islam dan juga dalam Al-Quran ada kepercayaan eskatologis yaitu kehidupan akhirat setelah mati.

Ini adalah suatu prinsip fundamental dalam Islam, dalam Al-Quran yang selalu diulang-ulang Amanu Billah Wel Yaumil Akhir (iman kepada Allah dan hari akhir) atau yang biasa di istilahkan dengan istilah life after life, kalau manusia tidak tidak meyakini adanya kelanjutan hidup untuk apa berAgama. Kita berAgama kerena kita yakin ada kelanjutan hidup. Dengan demikian yang namanya mati itu dekat di hati seluruh orang muslim.

Yang kedua dijelaskan didalam Al-Quran bahwa dunia ini tidak abadi, bahkan kata dunia itu sendiri artinya pendek dan dekat. Kata Allah dalam Al-Quran Kullu Man ‘Alaiha Fan (semua ini akan punah dan musnah) yang abadi itu hanya Allah SWT. Makanya orang mukmin itu, kalau bicara tentang dunia seakan-akan hanya lewat dan mampir, kemudian mati.

Baca Juga :  Bisakah Prabowo Menggerakkan People Power? Opini Denny Siregar
Yang ketiga, masalah akhir zaman dalam Al-Quran. Banyak istilah yang digunakan Al-Quran. Ada waktu, ada zaman, ada saat, ada wal ‘asri, ada sanah, itu semua menunjukkan tentang durasi waktu, yang panjang, yang lama. Sehingga muncul pembagian zaman, ada zaman pertengahan, zaman modern, zaman purba, orde baru, orde lama.

Karena itu kalau kita berbicara masalah akhir zaman, ini bisa juga menunjukkan tentang akhir sesuatu atau berakhirnya sesuatu pada zaman tertentu. Tetapi perlu kita ketahui bersama bahwa ini tidak identik dengan berakhirnya masa serta tidak berarti berakhirnya semesta.

Setiap zaman itu pasti terjadi pergulatan, setiap masyarakat mempunyai cita-cita ideal. Masyarakat mempunyai yutubia. Yutubia itu adalah suatu cita-cita imajinasi tentang suatu gambaran kehidupan. Hampir sama dengan ungkapan orang Jawa yang mengatakan gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo, kehidupan yang tentram, makmur.

Baca Juga :  Mengenal Pondok Pesantren Modern Darul Madinah Wonosari Gorontalo

Nah ketika yutubia itu tidak tercapai, maka orang selalu megungkapkan dan menyatakan kekesalan dan kejengkelannya dengan ungkapan ini sudah akhir zaman. Ini tanda-tanda rusaknya zaman. Dan kekecewaan ini yang disebut dengan apokaliptik (suasana prustasi yang kemudian menyatakan ya sudalah dunia ini tidak layak ditempati). Dan semua Agama mempunyai apokaliptik.

Andaikan burung bisa bicara, maka dia akan mengatakan sekarang akhir zaman bagi kami. Pohon-pohon sudah dirusak, hutan digundul serta dibakar, maka kemudian banyak hewan-hewan pada punah. Berarti ini adalah merupakan akhir zaman. Ditandai lagi dengan langkanya air bersih, udara semakin polutif, banyak asap pabrik. Ketika situasi itu tidak kondusif, tidak aman lagi maka itu akhir zaman bagi binatang.

Dan andaikan ikan-ikan itu juga dapat berbicara mungkin mereka mengatakan, ini akhir zaman bagi kami. Sungai-sungai pada kotor, orang mengandalkan ikan di lautan, bukan ikan yang ada di daratan. Jadi ini akhir zaman bagi ikan darat.

Akhir zaman bagi sebuah era itu juga bisa terjadi dengan beberapa indikasi. Ketika misalnya orang tidak mau lagi belajar Agama, tidak mengindahkan hukum halal haram. Pendeknya, aturan-aturan, hukum-hukum kebaikan itu tidak digubris, itu berarti mendekati akhir zaman. Zaman apa? Zaman kemulian, zaman keluhuran, kemudian berakhir diganti dengan zaman edan.

Baca Juga :  Kecurangan Pilpres 2019 Itu, Kesimpulan Mutawatir, Opini Asyari Usman

Jika zama dikaitkan dengan kiamat paling mudah kita pahami dalam kontek individu tanda-tandanya mudah sekali, ketika kita melihat orang yang berusia lanjut, pendengaran dan penglihatannya berkurang, penyakit berdatangan itu kan sebuah tanda-tanda kiamat kecil. Ini sebuah intrupsi zaman bukan akhir zaman.

Agak sedikit filosofis dan teologis, Allah itu berada di luar ruang dan waktu. Tidak butuh ruang dan waktu, karena ruang dan waktu adalah ciptaan. Karena ciptaan, maka akan berakhir. Dan hari akhir itu, berarti berakhirnya dunia ini.

Sehingga kita nanti akan masuk ke negeri akhirat. Ada juga hari akhir buat individu yaitu orang yang meninggal akhir bagi dirinya. Ada akhir bagi individu, sebuah bangsa, bisa akhir sebuah komunitas, bisa akhir dari semesta.

Loading...

Baca Juga