oleh

Sejarah Mencatat Kader GPI Sudah Teruji Untuk Memimpin Negara

SUARAKEADILAN – Dengan semangat “Takdir Kami Adalah Memimpin Negara” yang menjadi moto organisasi, Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (PP GPI) menggelar pengkaderan nasional zona Jawa Bali Lampung. Pengkaderan ini berlangsung selama tiga hari (5-7/4/2019) di Yayasan Himmata, Jakarta Utara.

Dijelaskan Ketua Badan Ideologi dan Kaderisasi PP GPI, Tubagus Soleh Assugrie, pengkaderan ini merupakan kegiatan rutin dan wajib dilaksanakan oleh semua tingkatan struktur kepengurusan. Tujuan kaderisasi ini untuk membentuk kader yang mempunyai pemikiran yang kritis dan tajam. Membentuk kader yang punya loyalitas tinggi terhadap organisasi juga menjadi target pengkaderan kali ini.

“PP GPI menyelenggarakan kegiatan kaderisasi ini untuk memperkuat basis ideologi dan aksi para kader GPI di tingkat wilayah. Karena bagi GPI, kebutuhan organisasi ke depan adalah bagaimana mempertegas komitmen aksi. Namun berbasis kerangka pemikiran yang tajam,” tegas Tubagus Soleh, Minggu (7/4/2019).

Sementara itu, Ketua Umum PP GPI Mozart Malik menjelaskan bahwa kaderisasi yang di ikuti tiga wilayah ini merupakan langkah awal bagi kegiatan kaderisasi di daerah. Nantinya, PP GPI hanya berfungsi sebagai regulator dalam tata pelaksanaannya.

“Bahwa materi materi di pengkaderan kali ini memang menekankan kepada penguatan ideologi. Sebagai pegangan kader, dalam penguatan organisasi di wilayah,” jelas Mozart Malik.

Baca Juga :  Forum Indonesia Satu: Jangan Politisasi Umat Islam Dengan Bela Tauhid

Ditempat yang sama, Khoirul Amin selaku ketua panitia menjelaskan bahwa pengkaderan kaliini mengangkat tema “Reorientasi Gerakan Pemuda Islam Dalam Membentuk Kader Yang Cerdas, Agamis dan Berwawasan Global”. Ia menjelaskan bahwa GPI adalah sebuah organisasi yang sudah teruji secara waktu dan kualitas. Semangat inilah yang dibangkitkan kembali dalam pengkaderan kali ini.

“Dengan adanya kaderisasi nasional ini diharapkan lahirnya kader GPI yang mampu memimpin negara di masa depan. Karena GPI adalah organisasi pemuda yang paling tua dan sudah teruji. Kader GPI terbukti mampu memimpin negara dalam kondisi apapun. Kuat dalam agama, namun mempunyai kecintaan yang tinggi terhadap negara,” kata Khoirul Amin.

Lanjut Khoirul Amin, sejarah paling tidak ada tiga kader GPI yang pernah memimpin negara Indonesia. Muhammad Natsir, Perdana Menteri era Orde Lama. Burhanudin Harahap yang juga pernah menjadi Perdana Menteri. Syarifudin Prawiranegara, mantan Gubernur Bank Indonesia, Wakil Perdana Menteri dan pernah menjabat sebagai Ketua (setingkat presiden) Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI).

“Diharapkan dengan kaderisasi ini, GPI kembali melahirkan calon pemimpin masa depan yang bijaksana dalan memimpin negaraIndonesia ini. Sesuai dengan slogan atau tagline GPI. Bahwa “Takdir Kami Adalah Memimpin Negara”,” jelas Khoirul Amin.

Baca Juga :  Aksi 212 Yang Terbelah: Diawali di Ciamis, Diakhiri di Ciamis

Salah satu peserta kaderisasi, Abulaka Archaida yang juga Ketua PW GPI Yogyakarta mengaku bersyukur mengikuti pengkaderan kali ini. Ia mendapat pemahaman-pemahaman baru, bagaimana pemuda Islam harus mengambil sikap dalam bernegara. Kader GPI harus berada di depan dalam mensikapi kebijakan negara. Tidak hanya mengekor terhadap sikap atau wacana yang ada.

“Kita diberi pengetahuan bagaimana sejarah GPI, sikap politiknya. Bagaimana perjuangan politiknya. Bahwa GPI punya sejarah yang besar. Yang hari ini harus dilanjutkan oleh pemuda Islam generasi sekarang,” kata Abulaka.

Selama pengkaderan, Abulaka mendapat berbagai materi, termasuk tentang keIndonesiaan. Pada materi tersebut, kader GPI bisa memahami dimana mereka bisa berperan. Ia dikenalkan dengan pengetahuan geopolitik lokal, nasional sampai ke internasional. Yang pada akhirnya, dirinya sebagai kader GPI bisa memilah, bagaimana harus bergerak atau mensikapi sesuatu.

“Kemarin ada salah satu pemateri Keindonesiaan. Yang menganalisisa bahwa Indonesia itu merupakan bangsa pilihan yang diciptakan Tuhan. Tinggal menunggu waktu. Kebangkitan umat Islam itu akan ada di Indonesia. Dan ketika masa itu datang, generasi milenial GPI akan menyambut masa itu. Dan kami siap memimpin negara Indonesia,” kata Abulaka.

Baca Juga :  Soal Tower Tak Punya IMB, Diskominfo Sinjai: Adakah Rekomendasi Tertulisnya Kejaksaan?

Lanjut Abulaka, untuk bisa memimpin negara dengan baik, kader GPI harus memulai dulu dari diri sendiri. Memahami nilai-nilai Islam, mengkaji pengetahuan yang bersumber dari Al Quran. Yang kemudian nanti itu disebarkan ke generasi milenial. Kalau semua generasi milenial menjadi generasi Qurani, maka sudah waktunya pemuda Islam menyambut kebangkitan Islam dunia. Dan kebangkitan itu ada di Indonesia.

“Poin itu yang penting. Artinya, kader GPI harus memulai dari diri sendiri dulu. Kemudian menyebarkan kepada generasi milenial untuk menerapkan nilai-nilai Islam yang ada di dalam Al Quran,” tegas Ketua PW GPI Yogyakarta.

Sebagai tindak lanjut dari kaderisasi nasional zona Jawa Bali dan Lampung ini. Abu Laka menuturkan bahwa dirinya akan membuat kaderisasi untuk wilayah Yogjakarta. Ia akan berkoordinasi dengan pimpinan pusat agar pengkaderan wilayahnya segera terlaksana.

“Jadi kaderisasi ini menjadi bekal kami untuk membuat pengkaderan di tingkat wilayah. Itu salah satu poin koordinasi kami dengan Pimpinan Pusat. Termasuk Yogja, insyaAllah dalam waktu dekat akan mengadakan pengkaderan,” tutup Abulaka. (TMS)

Loading...

Baca Juga