oleh

Stop Adu Klaim Yang Bingungkan Rakyat, TNI Polri Harus Netral

SUARAKEADILAN – Adu klaim terjadi pada kedua pihak yang berkompetensi di pilpres ini membuat dipicu oleh keinginan elit politik untuk berkuasa. Dampaknya, terjadi kegaduhan yang sangat membingungkan masyarakat, bahkan menimbulkan perpecahan pada ummat Islam.

Forum Syuhada Indonesia ( FSI) dan Gerakan pemuda Islam (GPI ) mengadakan konfrensi Pers ‘Stop Adu Klaim Jangan Adu Domba Ummat, Awasi Penyelenggara Pemilu, TNI-Polri Harus Netral’ yang di gelar di Menteng 58 Jakarta pusat ,Minggu (21/4/2019).

Acara di buka oleh Zulham Arif yang juga menjadi perwakilan dari PP GPI.  Hadir Diko Nugraha Panglima FSI, Putra salah satu Mahasiswa peduli pemilu, Ceng Noer ,Lc .MAB pengasuh pondok pesantren Rumasa Garut, dan Hilda Basalamah dari Laskar Khadijah.

Zulham Arif mengatakan pemilu saat ini jauh lebih baik tingkat partisipasi pemilh dibandingkan 2014 lalu. Namun yang menjadi kendala di pemilihan 2019 masing- masing kubu 01 dan 02 mengklaim sebagai pemenang dan menurut zulham Arif jika tidak di sikap dengan rasa kebangsaan nasionalisme maupun berjiwa besar akan menimbul kan perpecahan sesama anak bangsa.

Baca Juga :  Cek Pabrik di Cianjur, Kabareskrim Minta Obat Covid-19 Segera Didistribusikan

Ia merasa pemilu saat ini tingkat partisipasi pemilihnya jauh lebih baik dibandingkan 2014 lalu. Hal ini di picu oleh isu-isu yang berkembang menjelang pemilu 17 April lalu. Sehingga membuat para pemilih bersemangat untuk datang ke TPS. Namun ia menyayangkan adanya adu klaim yang menimbulkan sebuah permasalahan baru.

“Namun akibat kubu 01 lewat hitung cepat Quck Cont sebagai pemenang sementara kubu 02 juga mengaku sebagai pemenang dengan datanya, ini menjadi masalah baru. Bila tidak disikapi dengan jiwa kebangsaan nasionalisme dan berbesar hati akan menjadi perpecahan sesama anak bangsa ” ungkapnya kepada detikfakta.

Sementara itu Hilda Basalamah dari laskar Khadijah menuturkan, perseteruan antara elit politik ini akan berdampak pada masalah ekonomi dalam rumah tangga. Ia meminta agar semua pihak stop adu klaim.

Baca Juga :  Komersialisasi Tes Corona, Rakyat Kian Sengsara. Opini Sartika Saragih
“Stop adu klaim. Kegaduhan para elit politik berpangaruh pada ekonomi keluarga. Maka dari itu para elit yang menjadi kontestan pemilu hendaknya bisa menahan diri. Agar tidak berdampak ke ekonomi ” kata Hilda.

Sebagai Panglima FSI, Diko Nugraha menyebut masih ada kekuatan Islam sebagai perekat bangsa ini. Ia mengapresiasi para penggerak 212 dan GPI yang mengadakan Ijtihad Nasional Pemuda Islam di Ciamis beberapa saat lalu.

“FSI akan mengawal pemilu ini sampai selesai. Dan masih ada kekuatan umat islam sebagai perekat bangsa ini dan saya berpesan agar TNI Polri bersikap netral ” tegas Diko.

Ia juga sangat menyesalkan adanya apel siaga yang dilakukan TNI pada jumat lalu. Menurutnya, apel siaga dengan mengerahkan 10 ribu tentara tersebut justru membuat rakyat lebih gaduh.

“Yang sangat menyedihkan, aparatur tidak perlu melakukan intimidasi dengan melakukan show of force. Karena sejatinya aparat berada di tengah-tengah rakyat, bukan diantara kedua tim sukses. Untuk apa show of force. Rakyat tidak akan merusak, tidak akan ribut. Jangan benturkan kami unat Islam dengan aparat,” ujar Diko.

Baca Juga :  Habib Novel Dinasehati Soal Ribut Yusril Jadi Pengacara Jokowi

Pada kesempatan tersebut, Ceng Noer ,LC .MBA. Pengasuh pondok pesanteren Rumasa Garut  agar bangsa ini jangan mau di adu domba rapatkan barisan dalam bingkai persatuan. Menurutnya, pilpres ini diawali dengan nikmat. Maka jangan sampai pilpres ini diakhiri dengan ingkar nikmat. Karena jika ingkar nikmat, maka tunggulah kehancuran negeri ini.

“Mari ciptakan kedamaian di bumi. Hendaklah seluruh tokoh bangsa ini ingat bahwa kedaulatan terbesar itu ditangan rakyat. Jadi stop untuk saling menyatakan menang, stop adu klaim. Karena kita telah sepakat bahwa yang menentukan adalah lembaga yang juga telah kita sepakati yaitu KPU,” kata Ceng Noer. (OSY) 

Loading...

Baca Juga