oleh

Jangan Underestimate Pekerja Migran Indonesia di Hongkong & Macau

Jangan Underestimate Pekerja Migran Indonesia di Hongkong & Macau. Sebuah Catatan Dakwah Ramadhan di Hongkong. Oleh: Kyai Sukron Makmun, Dai Ambassador DD Hongkong & Macau,Wakil Ketua PWNU Banten.

Udara segar menyelimuti kota. Ini pertama kalinya saya ke Hongkong. Saya pernah ke banyak daerah di Tiongkok dalam rangka yang berbeda. Baru kali ini saya bersentuhan langsung dengan “the real” Indonesian community; Pekerja Migran Indonesia (PMI). Tantangan baru untuk memberdayakan masyarakat melalui dakwah “people to people contact”. Saya juga pernah tinggal lama di Timur Tengah, dan berkunjung ke beberapa negara di kawasan. Ketemu para Pekerja Migran Indonesia.

Di Hongkong sini beda. More civilized. Banyak saya jumpai Pekerja Migran Indonesia yang tidak hanya “in” soal fashion –sebagaimana yang sering saya dengar saat di tanah air, tapi juga mengikuti perkembangan isu-isu di tanah air. Yang keren lagi, berupaya terus menerus meng-update wawasan keagamaan mereka. Mereka punya geliat untuk belajar. Saat saya ngisi kajian dakwah on the road, di Victoria Park, salah satu jamaah asal Klaten, Jawa Tengah melontarkan beberapa pertanyaan, di antaranya soal tafsir surat al-Anfal ayat 29. Pertanyaannya analitik. PMI rasa mahasiswa S1 jurusan tafsir.

Baca Juga :  Islam di Negeri Kasino, Catatan Dakwah di Hongkong dan Macau
Demikian juga dengan Pekerja Migran Indonesia kita di Macau. Saat saya sampai di pusat judi dunia yang tersohor ini, saya dipersilahkan istirahat di tempat kawan-kawan PMI yang sekaligus sekretariat Majlis Ta’lim Indonesia Macau (MATIM). Di rak-rak almarinya, terlihat beberapa buku yang menunjang.

Mereka juga cenderung sopan dan inclusive (terbuka). Keislaman mereka moderat. Semangat ibadahnya luar biasa. Di tengah-tengah kesibukan, mereka tetap Tarawih dan mengikuti majlis-majlis ilmu, di rumah dan masjid. Uniknya, tarawih di sini baru dimulai jam 11 malam. Dilanjut dengan kultum. Shubuh, mereka berjamaah. Walaupun di pagi hari harus kembali lagi bekerja, sampai sore, ada yang sampai malam.

PMI Jangan Underestimate Pekerja Migran Indonesia di Hongkong & Macau. Sebuah Catatan Dakwah Ramadhan di Hongkong. Oleh: Kyai Sukron Makmun

Saat dibuka sesi tanya jawab, pertanyaan-pertanyaannya juga berbobot. Bahkan ada yang membantu memberi jawaban ke jamaah yang lain saat kultum selepas Isya (11/5/2019). Mari kita abaikan sisi-sisi lain soal Pekerja Migran Indonesia di sini. Tugas kita bersama untuk merobah yang belum, serta mendorong dan memberi fasilitasi kepada hal-hal yang sudah baik. Mereka butuh bimbingan kita.

Baca Juga :  Ambigu Keringanan UKT. Opini Nur Elmiati

Apresiasi kepada semua pihak, khususnya Dompet Dhuafa (DD) dan TIDIM NU yang sudah beberapa tahun ini memberi perhatian khusus soal ini dengan mengirim para duta dakwahnya di sini. Semoga ke depan, dakwah tidak sekadar membangun kebutuhan jiwa, tapi juga memberdayakan dari berbagai aspek. DD sudah sampai tahap yang kedua ini (community development). Meskipun perlu ditingkatkan lagi. Even the best can be improved.

Loading...

Baca Juga