oleh

Kedelai dan Protein Nabati, Sebuah Opini I Wayan Budiartawan

Kedelai Dan Protein Nabati. Oleh: I Wayan Budiartawan, Penulis Buku.

Beberapa waktu yang lalu dikabarkan di media harga kedelai melonjak tajam dan terjadi kelangkaan stok di pasaran. Kedelai diolah menjadi produk makanan tempe dan tahu yang dikonsumsi oleh rakyat banyak.
Kedelai adalah pengganti daging, yang mengandung protein untuk kesehatan tubuh manusia.

Harga kedelai pernah membubung menyerupai harga daging sapi. Selain sebagai bahan makanan tradisional Indonesia, kedelai dapat diolah secara modern menjadi susu kedelai yang khasiatnya sama dengan susu sapi perah. Tingginya harga kedelai membuat  kalang kabut berbagai kalangan yang ada hubungannya dengan industri makanan olahan dari kedelai.

Kedelai dihasilkan petani sebagai produk selingan setelah musim bertanam padi. Pertama sebelum kedelai disemaikan, lahan pertanian mesti dipersiapkan dengan membajak atau mencangkul. Kemudian bibit biji kedelai ditanam. Pupuk diberikan supaya kedelai tumbuh subur.

Baca Juga :  PP GPI: Moderasi Beragama Harus Digalakan Untuk Mencegah Perpecahan

Petani kedelai belum bebas dari jerat tengkulak.  Sehingga belum bebas dari biaya produksi yang tinggi. Tengkulak banyak berkeliaran menawar harga kedelai serendah-rendahnya dari petani. Koperasi bisa membebaskan mata rantai kemiskinan ini, tapi mengelola koperasi ini membutuhkan pendidikan dan pelatihan tersendiri.

Loading...

Baca Juga