oleh

Bambang Tri Atmojo Disebut HMI Connection Dalam Menjerat Gus Dur?

SUARAKEADILAN.ID – Sebuah buku karya Virdika Rizky Utama dengan judul “Menjerat Gus Dur” menyebut Golkar dan HMI Connection berperan besar pada pemakzulan Abdurrahman Wahid dari jabatan Presiden. Dugaan keterlibatan ini tertulis dalam dokumen-dokumen yang terlampir di buku tersebut.

Sebagai penulis, Virdika secara gamblang mengakui dasar utama penulisan buku tersebut adalah ditemukannya dokumen di kantor DPP Golkar pada bulan Oktober 2017. Diantara dokumen tersebut, terdapat dokumen yang ditulis oleh Fuad Bawazier kepada Akbar Tandjung yang tertulis tanggal 29 Januari 2001. Didalam dokumen tersebut disebutkan sejumlah nama tokoh nasional dengan peran masing-masing dalam upaya menjerat Gus Dur agar lengser dari jabatan Presiden.

Sejumlah nama yang disebut diantaranya Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Fakhruddin. Ia disebut mengkoordinir seluruh BEM PTN dan PTS untuk menuntut Abdurrahman Wahid mundur. Disebutkan pula sejumlah ormas Islam diorganisir dan disentralkan di tiga titik, yakni Masjid Sunda Kelapa, Istiqlal dan al Azhar.

Selain itu, disebutkan pula nama Hidayat Nur Wahid yang mengkomandoi Pemuda Partai Keadilan. Gerakan Pemuda Ka’bah dimobilisir oleh Ali Marwan Hanan. Untuk massa PBB di bawah komando Hamdan Zoelva. Massa PAN di bawah komando Patrialis Akbar dan massa rakyat serta preman diorganisir oleh Yapto dan DPP Pemuda Pancasila.

Baca Juga :  Pesantren Modern Darul Madinah Wonosari Gorontalo Kantongi Izin Operasional
Disebutkan pula dalam dokumen tersebut, Bendahara Umum DPP Golkar mengkoordinir sejumlah aksi borong dolar di dalam dan luar negeri. Aksi ini didukung oleh Bambang Tri Atmojo, Liem Sio Liong dan Arifin Panigoro. Fuad Bawazir sendiri menyebut dirinya sudah menggelontorkan uang sejumlah 4 triliun.

Virdika menyebut mempunyai dokumen rapat notulensi yang diadakan di rumah Arifin Panigoro di Jakarta Selatan pada tanggal 22 Juni 2000. Dokumen ini ditandatangani oleh Priyo Budi Santoso tertanggal 2 Juli 2000. Dari dokumen itu, Virdika menganalisis Golkar marah karena Laksamana Sukardi dari PDIP dan Jusuf Kalla dipecat Gus Dur. Kemudian sejumlah pihak merancang strategi menjerat Gus Dur untuk dimakzulkan.

“Bukan Cuma di elit politik, maksud saya di DPR, tapi juga di mahasiswa. Karena dokumen ini sebut saja sebenarnya dokumen Golkar dan HMI Connection. Sampai ada pembacaan siapa saja yang pendukung Gus Dur dan siapa yang tidak. Nanti yang digalang itu siapa. Semua itu ada,” kata Virdika dalam sebuah talkshow yang diunggah akun Channel Budaya NU di youtube pada tanggal 28 Desember 2019.

Baca Juga :  Politisi Ambekan, Sebuah Opini Tubagus Soleh

Pada lampiran dokumen yang ada di buku Menjerat Gus Dur juga disebutkan bagaimana peran media cetak dan elektronik. Disebutkan bahwa media massa bertugas untuk memblow up secara kolosal dan proaktif tuntutan menurunkan Gus Dur. Tugas ini diarrange langsung oleh Parni Hadi dan Surya Paloh.

Sejumlah nama yang tergabung dalam Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) juga ditugaskan untuk membentuk opini publik. Diantaranya adalah Azumardi Azrha dan Dr Syahrir. Dokumen tersebut juga memuat keberhasilan Din Syamsudin dalam mengendalikan MUI (Majlis Ulama Indonesia).

“Tugas saudara Dien Syamsuddin untuk mengendalikan MUI lewat kasus Ajinomoto telah berhasil memaksa para ulama dan tokoh agama mencabut dukungannya terhadap presiden Wahid,” sebut dokumen tersebut.

Wakil Direktur NU Online Syaifullah Amin menjelaskan bahwa Pre-order tahap pertama buku tersebut berlangsung pada 9-19 Desember. Ia mengatakan NU Online telah mencetak 5.000 eksemplar buku Menjerat Gus Dur. Jumlah tersebut langsung habis dipesan pada hari pertama.

“Sold out (terjual habis-red),” kata Syaifullah Amin seperti yang dilansir dari detikcom, Selasa (31/12/2019).

Baca Juga :  Ketika Din Syamsuddin Ingin Menghilangkan Quick Count

Sementara itu, adik Gus Dur, KH Salahuddin Wahid yang biasa disebut Gus Solah mengatakan semua partai politik terlibat dalam pemakzulan Gus Dur. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jombang tersebut menyebut PKB sebagai penyokong utama Presiden Indonesia ke-4 ini pun akhirnya terlibat dalam penggulingan itu.

“Setahu saya semua partai terlibat dalam upaya melengserkan Gus Dur, oknum PKB mungkin juga ada yang ikut. Mungkin yang paling berperan, ya, Golkar, PDIP dan PAN,” kata Gus Sholah, seperti yang dikutip dari Tempo, Rabu (1/1/2020).

Menurut Gus Solah, Gus Dur dilengserkan karena hendak membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. Isu itu menambah bobot politik yang digoreng lawan-lawannya untuk memulai operasi pemakzulan.

“Kalau Gus Dur tidak melakukan itu (membubarkan DPR-red), tidak mudah melengserkan Gus Dur,” ujat Gus Solah. (OSY)

Loading...

Baca Juga