oleh

Kemelekatan Sumber Rasa Sakit dan Penyakit. Opini Tubagus Soleh

Kemelekatan Sumber Rasa Sakit dan Penyakit.Oleh: Tubagus Soleh, Ketum babad Banten.

Ada kisah seorang nenek tua yang kehilangan sebuah cincin. Entah terjatuh dimana cincinnya. Meskipun cincin itu hanya cincin biasa bentuknya pun—menurut cerita— tidak begitu istimewa. Namun reaksi sang Nenek begitu memilukan. Sang nenek merasa seperti kehilangan seluruh hidupnya. Jiwanya hampa. Air matanya terus bercucuran tanpa henti dan kemudian sang nenek jatuh sakit.

Orang-orang yang mengetahui penyebab sakitnya sang Nenek terbelah tiga. Pertama yang simpati, kedua yang memaklumi dan ketiga yang merasa kasihan dengan sikap sang nenek.

Bagi yang bersimpati berpendapat bahwa cincin yang hilang itu merupakan benda yang menyimpan sejuta kenangan hidup sang Nenek. Karena cincin itu adalah cincin perkawinan sang nenek dengan sang pujaan hati hingga akhir hayatnya. Sang Nenek dipisahkan oleh sang maut. Sangat wajar sang nenek begitu bersedih.

Baca Juga :  Dirut PTQI Jakarta Bawakan Mutiara Maulid Nabi di Kabupaten Wajo

Sedangkan yang memaklumi, berpendapat wajar saja sang nenek bersedih begitu mendalam karena cincin itu begitu berharga. Meskipun secara bentuk dan harga tidak seberapa. Namun cincin itu memiliki kaitan jiwa sang Nenek.

Sedangkan pendapat yang kasihan kepada sang nenek mengatakan, mestinya sang nenek tidak perlu larut dalam kesedihan. Karena semua kehidupan yang telah, sedang dan akan dilalui pasti akan mengalami dua hal saja: bahagia dan menderita. Pilihannya sederhana mau pilih yang mana? Bebas saja tanpa paksaan.

Yang menjadi pertanyaan sederhana, mengapa sang nenek begitu bersedih hanya kehilangan cincin? Padahal bentuk dan harganya pun tidak seberapa mahal. Tentu kita tidak boleh menghukumi sang nenek dengan berbagai persepsi kita sendiri. Namun kita harus menelusuri sumber derita dan sumber bahagia.

Baca Juga :  Pilkada Saat Pandemi, Dimana Hati Nurani Penguasa Negeri?
Sumber bahagia itu adalah ketiadaan. Semakin kita merasa tidak memiliki apa-apa. Maka kita memiliki telaga sumber kebahagiaan yang tanpa batas. Karena senua kemelekatan hanya titipan Sang Pencipta.

Sedangkan sumber penderitaan adalah kemelekatan yang tertanam kuat dalam jiwa, pikiran dan perasaan kita sendiri. Semakin kuat kita merasa memiliki maka semakin menderita hidup kita.

Sahabat perjalanan alfaqir selalu menasehati, jangan minta tolong ke makhluk. Mau statusnya kaya, miskin atau pejabat pasti akan bikin kecewa. Belajarlah meneguhkan hati lurus ke Alloh, Tuhan Yang Maha SegalaNya.

Barangkali inilah yang di maksud sahabat perjalanan alfaqir dengan kemelekatan. Ketergantungan kepada Makhluk menjadi sumber penderitaan. Jalan satu-satunya adalah dengan melepaskan semua kemelekatan terhadap semua makhluk. Tegakan Tauhid semurni murninya Tauhid.

Baca Juga :  Fenomena Munculnya Kerajaan Agung Sejagat. Opini Tubagus Soleh

Jalan Tauhid itulah jalan kebahagiaan. Begitu nasehat sahabat perjalanan alfaqir.

Loading...

Baca Juga