oleh

Tuhan, Terimakasih Atas Kiriman Virus Covid-19. Opini Tubagus Soleh

Tuhan, Terimakasih Atas Kiriman Virus Covid-19. Oleh: Tubagus Arya Soleh, Babad Banten.

Mentor saya di MHMMD, Dr Marwah Daud Ibrahim sangat menekankan kepada peserta pelatihan untuk senantiasa memandang segala sesuai dengan Pandangan yang positif. Masalah apapun bila dipandang dengan bingkai positif maka terlihat indah. Karena sesungguhnyanya kita ini hanya diperjalanan oleh Alloh SWT dengan cara Alloh sendiri. Tidak ada kuasa apapun atas diri kita kecuali atas KehendakNya.

Pandangan dan Sikap Hidup yang diajarkan di pelatihan MHMMD sampai hari ini masih saya ingat dan terus saya jadikan pegangan dalam bersikap dan bertindak.

Bagi saya, berpandangan positif menjadi sebuah keharusan diri saya. Konsekwensinya, saya harus abaikan apapun yang menjadi sebab. Karena pada hakekatnya semuanya bersumber dari yang Maha Kuasa.

Baca Juga :  Mengamini Optimisnya Kyai Makruf Amin, Sebuah Opini Tubagus Soleh

Meskipun demikian, bukan berarti saya harus mengabaikan prinsip-prinsip moral dalam etika pergaulan keseharian. Kejujuran, keberanian, bertanggung jawab, peduli, serta kewaspadaan harus tetap menjadi pegangan standard pribadi saya dalam bersikap dan bertindak. Dan saya mendidik diri saya sendiri untuk tidak boleh memvonis seseorang dengan persepsi apapun.

Selama 3 hari, saya mengikuti pelatihan MHMMD yang dipandu langsung oleh Bunda DR Marwah Daud Ibrahim. Masih ingat, diakhir session pelatihan, semua peserta dihadapan pada situasi kematian. Bagaimana seandainya detik ini saya mati meninggalkan dunia fana ini. Terbayang, jika kematian telah tiba…dan saya harus meninggalkan semuanya, apa yang saya wariskan untuk anak istri serta keluarga. Apalagi dalam konteks yang lebih besar yaitu kepada Bangsa. Apa yang sudah saya perbuat untuk bangsa dan negara saya.

Baca Juga :  Fatamorgana Keluarga Ideal Dalam Sistem Abnormal. Opini Dyan I T

Siapapun akan tercekak diam dan menangis bila dihadapkan dengan kematian. Tidak terbayangkan, kesunyian dan kesendirian tanpa batas waktu. Meskipun semua kita tahu bahwa kematian adalah gerbang bertemu dengan Tuhan. Tapi kita selalu mengabaikan dan melupakannya. Sehingga tumbuh rasa takut yang tidak mendasar terhadap kematian.

Dalam kesunyian Covid-19 ini, kesadaran ini sepertinya Tuhan paksakan kepada umat manusia agar semua manusia sadar bahwa kehidupan bisa langsung sepi dan sunyi seperti kematian yang datang secara tiba-tiba tanpa pamrih. Bila tiba waktunya, apa yang hendak engkau bawa? Uang, Jabatan, kekayaan tidak ada guna. Anak Istri tidak juga. Pada akhirnya diri kita sendiri yang harus bertanggung jawab kepada Tuhan.

Baca Juga :  Babad Banten Dukung Kapolri Tolak Demo Berkedok Kawal Putusan MK

Jadi berterima kasih lah pada Tuhan yang sudah mengirim Covid-19 kepada kita.

Semoga #StaydiRumahAja bikin hidup kita semakin hidup.

Loading...

Baca Juga