oleh

Berharap Senses Of Crisis Di Sistem Kapitalis. Opini Yuyu Yunengsih

Berharap Senses Of Crisis Di Sistem Kapitalis. Oleh: Yuyu Yunengsih, S.pd., Pemerhati Sosial.

Jokowi meminta para menterinya untuk memiliki “senses of crisis” dalam menghadapi kondisi ini. Rasa ini diharapkan dapat memacu para menteri untuk segera dan serius mengambil kebijakan dalam menyelesaikan masalah. Beliau sampai menyampaikan akan tidak segan-segan mengganti lembaga atau melakukan reshuffle kabinet. (detik, 28/6/20)

Kesulitan yang dihadapi pemerintah dalam menangani pandemi terlihat semakin nyata. Impian untuk melandaikan kasus covid di akhir tahun ini bagai pungguk merindukan bulan. Gap kesulitan ekonomi dengan penyelesaiannya pun semakin menganga. Nampak kondisi yang kalang kabut dalam menangani krisis di masa kritis ini.

Negara memiliki pijakan atau fondasi dalam menjalankan tugasnya sebagai pengurus masyarakat. Jikalau pijakan ini salah, maka akan lahir kebijakan-kebijakan yang kebablasan. Bahkan akan menghancurkan negara itu sendiri. Tapi jika benar pijakannya, sesulit apa pun tantangannya akan mampu menyelesaikannya.

Baca Juga :  Suara Langit Untuk Prabowo, Sebuah Opini Asyari Usman

Selama kapitalis yang dipakai sebagai fondasi menyelesaikan masalah, tidak akan muncul “senses of crisis” yang dimimpikan Jokowi. Karena kapitalis mengajarkan cara mendapat keuntungan yang besar, bukan cara memenuhi kebutuhan rakyat yang benar.

Jika menginginkan munculnya “senses of crisis“, tidak ada salahnya meruntuhkan ego dengan mengambil Islam sebagai landasannya. Karena Islam mengajarkan kepekaan yang dilandasi iman untuk memenuhi urusan rakyatnya.

Loading...

Baca Juga