Bandul Politik Dunia Bergerak Kemana: Ke Timur Atau Barat? Oleh: Tubagus Soleh, Ketum Babad Banten, Pembelajar Bisnis di Albayt University Al Bantani.
Sungguh, sebenarnya tidak ada yang menarik dari sikap “pura-pura mau perang” antara Amerika dan China. Pasalnya, tidak ada satu sikap konfrontasi yang menunjukkan akan ada perang dahsyat abad ini.
Baik Amerika ataupun China hanya menunjukkan “mainan” biasa saja. Bahkan untuk mendengarkan narasi provokasi yang bisa membuat panas telinga saja belum pernah kita dengar. Malah yang terjadi sebaliknya, Trump sebagai Presiden sebuah Negara Adidaya tidak terlihat tangguh. Karena belum apa-apa sudah minta tolong ke China agar dirinya di bantu supaya terpilih lagi sebagai Presiden Amerika untuk periode ke 2.
Inilah panggung sandiwara politik yang paling geli dan lucu. Di tonton oleh milyar-an mata memandang.
Lebih konyol lagi, yang dijadikan tempat “Perang-perangan” di laut dekat Natuna hanya beberapa mil dari kedaulatan negara kita. Jadi sebenarnya apa sich yang mau dimaui oleh China dan Amerika kepada Indonesia?
Teror Amerika dan China di satu sisi. Ini yang pertama.
Di sisi lain. Dan ini yang kedua.
Kita menyaksikan gegap gempita Presiden Erdogan dari Republik Turki membuka kembali Hagia Shopiah sebagai Masjid. Dan Jum’at kemarin dibuka secara resmi dengan diawali Shalat Jum’at perdana yang dihadiri oleh petinggi Turki dan Jutaan Umat Islam sedunia. Karena yang menghadiri shalat Jum’at di Hagia Shopia umat Islam dari seluruh penjuru dunia.
Ini berarti keputusan politik Erdagon mendapat dukungan dan restu dari umat Islam se dunia yang berjumlah lebih satu Milyar.
Menurut saya, aura Turki sebagai Pewaris Kekhalifahan Ottoman masih sangat berkharisma. Apalagi bila Erdagon bisa meyakinkan bahwa Turki bisa menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah dan kehormatan Umat Islam seperti pada zaman kekhalifahan Ottoman.
Erdogan, tanpa perlu banyak Kalam dan basa basi politik. Tapi dengan tindakan nyata dan konsisten pembelaannya terhadap agenda problematika umat Islam yang masih berlarut-larut seperti pembebasan Masjid Al Aqso di Palestina akan menambah dukungan Umat Islam dari seluruh penjuru dunia kepada Turki.
Bila kita telisik lebih dalam, jadi sebenarnya, tarikan politik dunia selalu tidak terlepas dari tiga poros kekuatan : Kapitalisme, Komunisme dan Islamisme.
Ketiga kekuatan itu akan selalu memainkan jurusnya dan akan membentuk kekuatan otomatis. Siapa mendukung siapa. Siapa bakal mendapatkan apa.
Disinilah kita sedang menunggu siapa yang cerdik dalam memainkan bandul politik dunia. Apakah “konflik” tiga poros kekuatan ini akan memunculkan kembali Turki sebagai Kekhalifahan Islam Dunia sebagai sebuah kekuatan Adikuasa. Atau bakal membangkrutkan Amerika dan China terhapus sebagai negara superpower. Ini yang kita tunggu jawabannya dari alam.
Konflik dunia ini pasti akan berpengaruh ke dalam politik bangsa kita. Gejolak politik dalam negeri, Pandemi Covid19 yang masih berlarut-larut, kesenjangan sosial, Rancangan UU BPIP, RUU Cipta kerja dan masalah lainnya bisa saja menjadi pemicu dasar pergerakan para aktivis yang saat ini begitu getol menyuarakan perbaikan untuk negeri kita.
Catatan pergerakan bangsa kita selalu menunjukkan keterkaitan dengan pergerakan dunia. Konflik dunia saat ini sangat potensial mempengaruhi semangat aktivis pergerakan untuk tetap bergerak.
Kita sebagai rakyat biasa, hanya bisa menunggu dan bersiap saja. Apapun yang bakal terjadi mudah2n saja tidak terjadi apa-apa buat kita dan keluarga kita.
Namun saya yakin, seandainya terjadi perang Amerika China pasti bakal terjadi tatanan dunia baru. Tinggal apakah bandul politik ini semakin mengokohkan peradaban Kapitalisme Komunisme atau memunculkan kekuatan baru : Turki kembali bangkit dengan Kekhalifahan Ottomannya yang diyakini oleh banyak Umat Islam se dunia. Kita tunggu saja jawabannya dari Sang Pemilik Alam Semesta.