oleh

Rusuh yang Berkepanjangan, Indikator Lemahnya Intelejen Kita?

Rusuh yang Berkepanjangan, Indikator Lemahnya Intelejen Kita? Oleh: Tubagus Soleh, Ketum Babad Banten Pusat, Inisiator Pergerakan Muslim Nasionalis Indonesia (PMNI).

Belum kering dalam ingatan kita kejadian rusuh di Papua beberapa waktu lalu. Kini kita dikejutkan kembali rusuh di Wamena yang tidak kalah ngerinya.

Rusuh di Wamena Papua tidak hanya mensasar properti pemerintah tapi yang lebih ngeri adalah sudah mulai mensasar penduduk Indonesia yang berbeda suku bangsa. Padahal mereka semua sudah berkiprah dan berkarya serta memajukan bumi cenderawasih seperti bumi tempat mereka berasal.

Kemarahan kepada warga yang berbeda suku tidak boleh dilampiaskan oleh warga Wamena dengan alasan apapun. Peristiwa di Malang yang selalu dijadikan alasan kemarahan juga sudah tidak relevan lagi. Karena semua masalah yang menjadi sumber pemicu sudah diselesaikan secara tuntas oleh semua pihak.

Baca Juga :  Gerakan Mahasiswa, Jokowi dan Teori Kemungkinan
Pertanyaan sederhananya, mengapa kerusuhan dengan alasan yang sama masih terjadi di Wamena Papua? Bahkan warga bangsa yang berbeda suku harus dijadikan sasaran dan membuat ratusan warga menjadi korban? Apakah aparat TNI-POLRI serta pemerintah tidak bisa mendeteksi dan mengantisipasi peristiwa tersebut bakal terjadi? Dimanakah Intelejen kita bekerja?

Dengan kejadian rusuh Wamena Papua yang menelan korban warga Bangsa, dan terkesan tanpa ada sikap preventif untuk mengantisipasi serta mencegah agar kerusuhan tidak terjadi. Apalagi sampai menelan korban jiwa, hal ini bertanda Intelejen kita tidak bekerja dengan baik. Dan tentu saja hal ini sangat mengecewakan kita sebagai bangsa yang terkenal dengan ketangguhan Korps intelejennya.

Baca Juga :  Sejak Amandemen UUD 1945 Indonesia Judul dan Isinya Berbeda

Saya kira, Presiden Jokowi harus berani mengevaluasi kinerja intelejen kita. Keutuhan bangsa kita dalam naungan NKRI sangat ditentukan oleh keakuratan data dari Korps intelejen negara. Ancaman Serius kepada bangsa Indonesia tidak hanya dalam satu bidang saja. Tapi sudah mencakup semua bidang kehidupan. Oleh karenanya memperkuat kualitas dan kuantitas insan insan intelejen menjadi sebuah keharusan. Indonesia negara besar yang bentangannya sama seperti bentangan seluruh negara Eropa.

Ketangguhan Insan Intelejen menjadi taruhan. Semakin tangguh intelejen kita keamanan warga bangsa Indonesia akan semakin terjamin. Tidak ada negara kuat di kolong langit tanpa intelejen yang kuat dan tangguh.

Sudah waktunya Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi melibatkan lebih banyak Insan Insan intelejen yang berlatar beragam. Baik Sipil ataupun Militer. Dan tidak ada salahnya juga di era reformasi ini Kepala Intelejen Negara dijabat dari kalangan Sipil. Siapa tahu pendekatan yang selama ini terkesan militeristik bisa lebih humanis lagi.

Baca Juga :  Tuhan, Terimakasih Atas Kiriman Virus Covid-19. Opini Tubagus Soleh

Dan itu tentu saja akan menguntungkan Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi yang terkenal sangat familiar dan demokratis.

Loading...

Baca Juga