oleh

Kuliah Bebas Biaya Mampukah Negara Menjaminnya. Opini Tatik Utomo

Kuliah Bebas Biaya Mampukah Negara Menjaminnya. Oleh: Tatik Utomo, Pemerhati Sosial.

Pendidikan merupakan salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Seharusnya pendidikan adalah hak setiap warga negara, baik itu yang kaya atau miskin tanpa terkecuali. Sudah semestinya pendidikan menjadi prioritas dalam suatu negara karena kemajuan dan kemunduran suatu bangsa terletak pada generasi mudanya.

Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) melakukan aksi demonstrasi menuntut penurunan uang kuliah tunggal (UKT) ditengah pandemi corona di Kampus UB, Jalan Veteran Kota Malang, Jawa Timur. Dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan Covid-19 mulai menerapkan jaga jarak, memakai masker, sampai membawa hand sanitizer. Namun hingga selesai mediasi tidak ada titik temu antara rektorat dengan mahasiswa.(okezone.com,18/06/2020).

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa UIN Banten melakukan aksi demo terkait tuntutan penggratisan Uang Kuliah Tunggal (UKT) di depan Gedung Rektorat UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, Demo berlangsung damai dan lancar, dengan memperhatikan protokol kesehatan seperti menjaga jarak dan menggunakan masker.

Presiden Mahasiswa (Presma) UIN Banten, Ade Riad Nurudin dalam orasinya, aksi ini dilatarbelakangi karena keluhan dan keresahan yang dialami oleh Mahasiswa UIN Banten atas tidak adanya titik terang dari pimpinan kampus mengenai kebijakan yang diharapkan mahasiswa soal penggratisan atau pemotongan UKT semester depan.(bantennews,22/06/2020).

Mengatasi krisis yang disebabkan oleh pandemi Covid-19, pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemdikbud) mengeluarkan kebijakan untuk meringankan beban orangtua yang anaknya tengah berada di tingkat perguruan tinggi. Selama masa pandemi ini, uang kuliah yang dikenal sebagai Uang Kuliah Tunggal ( UKT) dipastikan tidak akan mengalami kenaikan. Hal ini disampaikan oleh Plt. Direkrur Jenderal Tinggi Kemdikbud, Prof. Ir. Nizam, dalam unggahan IGTV akun Instagram Kemdikbud, Kamis (4/6/2020).

“Saya ingin tekankan sekali lagi, tidak ada kenaikan UKT selama masa pandemi ini. Di seluruh PTN akan diberlakukan UKT sesuai dengan kemampuan orangtua membayar bagi anaknya” tegas Nizam.(kompas.com,05/06/2020).

Baca Juga :  Rapid Tes Dikomersilkan, Bukti Penguasa Lepas Tangan. Opini Wijiati Lestari

Dari beberapa berita diatas yang perlu kita garis bawahi adalah bahwa kalangan mahasiswa telah menyampaikan protesnya atas minimnya perhatian pemerintah pada keadaan mahasiswa ditengah pandemi. Bagaimana tidak protes, mahasiswa tentu menyadari bahwa tidak mudah bagi orang tua mereka untuk tetap membayar UKT(uang kuliah tunggal) ditengah banyaknya PHK dan juga keterpurukan ekonomi akibat pandemi. Jangankan UKT(uang kuliah tunggal) yang harus orang tua bayarkan untuk anak-anak mereka yang kuliah, untuk kuliah daring saja tentu menambah beban finansial bagi orang tua mereka . Anak-anak mereka harus siap dengan paket internet, dimana anak-anak ini belum ada pemasukan selain dari orang tua ditambah untuk keperluan sehari- hari seperti kebutuhan makan saja, banyak orang tua yang merasa tak bisa memenuhinya.

Meski akhirnya kemendikbud menetapkan ada skema penurunan UKT, semestinya umat sadar bahwa pendidikan adalah hak warga negara, Negara wajib menyediakan secara gratis dan berkualitas. Inilah yang seharusnya dituntut oleh mahasiswa dan umat secara keseluruhan. Bukan hanya penurunan UKT akan tetapi bagaimana agar semua biaya pendidikan gratis dan ini berlaku untuk semua anak dengan mencakup semua usia sekolah.

Selain biaya pendidikan yang seharusnya di tanggung oleh negara, yang sumber pembiayannya dari kepemilikan umum, sehingga akan mencukupi kebutuhan pendidikan setiap warga negara, selain itu kita harus memperhatikan bahwa persoalan pendidikan bukan hanya biaya saja akan tetapi juga landasan kurikulum pendidikan tersebut apakah telah sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah SWT dan fitrah manusia.

Karena apabila kita hanya memaklumi kehadiran negara hanya berwujud penurunan UKT di masa pandemi ini saja, maka itu sama saja dengan kita tetap membiarkan berlangsungnya pendidikan sekuler yang mengamputasi generasi khoiru ummah.

Baca Juga :  Andi Nurbudiman Menjadi Pemateri Workshop PKB

Bagaimana tidak dengan berlangsungnya sistem pendidikan sekuler kapitalis seperti sekarang, anak- anak yang mempunyai potensi dan prestasi akan dipaksa tidak dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dikarenakan ketidak mampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.

Ketiadaan kritik terhadap kewajiban negara menyediakan pendidikan gratis artinya melestarikan tata kelola layanan masyarakat yang menyengsarakan, karena lepasnya tanggung jawab penuh negara. Seharusnya negara lah yang membutuhkan anak-anak penerus generasi yang cakap dan mumpuni dalam meneruskan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jadi ketiadaan peran negara dalam memenuhi pendidikan secara gratis bagi generasi penerus sama saja dengan membiarkan jatuhnya kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Lebih miris lagi dalam sistem sekuler kapitalis saat ini dunia pendidikan yang ada sangat jauh dari nilai agama, dan terkesan hanya memprioritaskan kebutuhan pasar akan tenaga kerja. Jadi alih-alih mencetak generasi yang tangguh sebagai penunjang peradapan yang ada hanya mencetak generasi materialistik. Yakni generasi yang hanya mengejar kehidupan dunia yang tanpa dibarengi dengan aspek agama sebagai pilar utama kehidupan.

Sangat berbeda dengan pendidikan dalam sistem islam. Dalam negara dengan sistem islam pendidikan, keamanan dan kesehatan adalah menjadi prioritas utama negara. Menjadi prioritas utama karena dari pendidikan, keamanan dan kesehatan merupakan usaha untuk membentuk manusia tangguh sebagai penunjang keberlangsungan suatu negara.

Sehingga dalam negara dengan sistem islam pendidikan, kesehatan dan keamanan menjadi tanggung jawab penuh negara. Karena merupakan hak dasar bagi warga negara seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Karenanya dalam negara dengan sistem islam negara akan berusaha memenuhi setiap kebutuhan dasar rakyatnya.

Disinilah fungsi negara menjadi penting karena negara merupakan penjaga dan pengurus rakyatnya. Negara sebagai penguasa akan memikirkan kemaslahatan bagi rakyatnya. Karena penguasanya sadar betul bahwa menjadi penguasa bukan sekedar berhitung untung dan rugi, tapi lebih dari itu penguasa kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya.

Baca Juga :  Walikota Syahrul Apresiasi Kegiatan HAB Kemenag Kota Tanjungpinang

Penguasa dalam negara dengan sistem islam lebih menganggap bahwa kekuasaan adalah amanah dan penguasa dalam negara dengan sistem islam sangat takut apabila mereka sampai abai terhadap apa yang dipimpinnya. Maka tak heran dalam prakteknya penguasa hanya ingin memberikan yang terbaik bagi rakyatnya dalam segala kebutuhan rakyatnya apalagi kebutuhan dasar yang menjadi hak rakyatnya.

Telah terbukti bahwa pendidikan dalam negara dengan sistem islam mampu melahirkan ilmuwan-ilmuwan yang cerdas dan menghasilkan penemuan-penemuan yang mencengangkan karena mendapat dukungan penuh dari negara.

Dan semua hanya akan terwujud apabila kita hidup dalam naungan negara yang menerapkan syariat islam secara kaffah. Karena hanya negara yang menerapkan syariat islam secara kaffah yang mampu memberikan kemaslahatan kepada rakyatnya secara cuma-cuma tanpa imbalan dengan meminta pajak atau memalak rakyat dengan segala macam tagihan. Hanya negara dengan sistem islam yang mampu mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyatnya.

Karenanya sampai kapan kita akan bertahan dengan sistem kufur demokrasi sekuler kapitalis yang nyata-nyata rusak dan mengakibatkan kerusakan. Sampai kapan kita akan membiarkan generasi muda kita yang merupakan penerus kehidupan kita akan terus menjadi tumbal keserakahan pendidikan sekuler kapitalis. Karena pendidikan sekuler kapitalis hanya akan melahirkan generasi muda yang jauh dari agama dan hanya berorientasi pada kehidupan duniawi saja. Sementara kita punya sistem pendidikan dengan sistem islam yang terbukti mencetak generasi unggul yang mampu menjadikan islam sebagai rahmatan lil alamin.

Loading...

Baca Juga