SUARAKEADILAN – Meski direkomendasikan oleh partai Golkar, namun Raden Mas Muhamad Agus Rugiarto SH atau yang biasa disebut Agus Flores menolak dicalonkan sebagai Wakil Gubernur Sulawesi Tengah. Ia ingin konsentrasi penuh di dunia pengacara yang saat ini sedang meroket.
Bagi Agus Flores, berkarir di dunia pengacara dan berbakti di dunia politik adalah obsesinya. Ditemui di kawasan Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis malam (21/2/2019), Agus Flores mengaku beberapa saat lalu telah dihubungi pihak partai Golkar untuk direkomendasikan menjadi calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah. Namun dengan tegas Agus Flores menolak. Menurutnya, ada 2 alasan utama mengapa ia tidak bersedia direkomendasikan.
“Yang pertama, saya dua kali gagal sebagai calon Bupati Donggala Sulawesi Tengah ini. Kali ini tidak mau mencalonkan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah. Walaupun di rekomendasi partai Golkar,” tegas Agus Flores menolak dicalonkan.
Ketua LBH Phasivic ini melanjutkan, ia tidak ingin muncul kesan Agus Flores adalah orang yang gila jabatan. Dulu, 2 kali ia mencalonkan diri sebagai Bupati Donggala karena dirinya adalah putra daerah yang ingin membaktikan diri. Pengacara kelahiran Tompe Kecamatan Sirenja Sulawesi Tengah ini merasa meskipun dunia politik adalah obsesinya, namun ia telah mencoba 2 kali. Dan itu baginya sudah cukup.
“Sudah cukuplah, Kalau 2 kali gagal terus saya nyalon lagi, gak enak juga dipandang orang. Lagi pula sekarang ini kan karir saya di dunia pengacara sedang bagus, jadi saya gak mau ninggalin itu juga. Saya tidak mau konsentrasi saya terpecah, saya ingin fokus. Perkara nanti kalau sudah bisa ditinggal, itu lain lagi,” kata Agus Flores.
Lanjut Agus Flores, dengan kesibukannya saat ini, untuk sementara ia harus meninggalkan dunia politik. Saat ini ia menjadi pengacara pengusaha kapal Eva Novensia, pengusaha Liberty, dan Akademi Farmasi Kota Malang.
Selain menangani beberapa klien, saat ini Agus Flores juga sedang menangani beberapa perkara. Saat ini sebagian besar perkara yang ia tangani berada di wilayah Jawa Timur.
“Sekarang ini saya masih tangani beberapa perkara di Jawa Timur. Soal eksekusi Kepanjen, eksekusi Bojonegoro, dan permasalahan sengketa farmasi. Sehingga penawaran ikut bursa pencalonan kepala daerah di Sulawesi Tengah saya mundur,” kata Agus Flores.
Mantan Ketua YLKI di Gorontalo selama 17 tahun ini menyadari betul bahwa untuk terjun di dunia politik, semua kebutuhan hidupnya harus terjamin lebih dahulu. Tidak mungkin orang memperjuangkan hak atau kepentingan orang lain dengan dengan tulus, jika kebutuhan hidupnya tercukupi. Jika tidak, maka yang terjadi adalah mengambil keuntungan dari apa yang diperjuangkan. Itulah mengapa banyak politikus yang ketika menjabat, tidak sedikit yang berakhir di penjara.
“Sebenarnya terjun di dunia itu syaratnya adalah kita harus mapan dulu. Tercukupi semua kebutuhan, sudah kuat secara finansial dan hilang ambisi untuk memperkaya diri. Hanya memperjuangkan kepentingan bersama, tanpa ada embel-embel lain. Benar-benar idealisme,” kata Agus Flores. (DDR)