oleh

Tahun Baru Hijriah 1441 H: Mau kemana Kita?

Tahun Baru Hijriah 1441 H: Mau kemana Kita? Oleh: Tubagus Soleh, Ketum Babad Banten Pusat.

Sebenarnya tidak ada yang spesial setiap kali kita memasuki tahun baru. Desain acara penyambutannya pun nyaris sama dengan tahun tahun sebelumnya.

Yang berbeda adalah rasa kita saja. Saya sendiri merasakan selalu ada harapan yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Entahlah sebabnya. Tapi rasa optimis itu selalu hangat menyapa. Meskipun kondisi bangsa kita masih diliputi awan gelap yang belum berujung.

Seperti yang kita baca bersama, menjelang tahun baru Hijriah, kerusuhan yang meluluhlantakkan Papua terjadi secara sporadis dan sistematis. Disebabkan oleh karena masalah ungkapan rasis yang entah disengaja atau memang sudah didesain. Yang pasti setelah itu bara api kerusuhan tersulut dan berkobar di Papua.

Kita semua tercengang dan bercampur heran. Begitu dahsyat dan cepatnya pemantik gemercik api kerusuhan membakar dan meluluhlantakkan Papua.
Padahal belum kering kita bangsa Indonesia menghabiskan energi yang besar pada pilpres 2019. Tapi ternyata energi bangsa Kita masih besar untuk melakukan apapun yang lebih besar lagi.

Baca Juga :  AMBB dan Gardapati Terus Konsolidasi Kemenangan Paslon 01

Entahlah, sampai kapan masalah Papua tuntas setuntas-tuntasnya. Tidak ada lagi jadi bahan adonan politik yang menguras energi bangsa untuk bisa terbuang percuma. Alangkah bagusnya kalo energi yang besar bangsa itu diarahkan untuk membangun dan membangun terus membangun. Saya kira proses pembangunan bangsa secara keseluruhan bisa lebih cepat dari yang kita bayangkan.

Tapi hal itu mensyaratkan satu hal: semua steakholder bangsa harus membersihkan ego dari kepentingan pribadi untuk memperkaya diri pribadi dan golongannya saja.

Karena bila masih ada pikiran untuk memperkaya dan mengamankan aset kekayaan sendiri dari tanah tumpah darah bangsa sendiri sampai kapanpun masalah masalah bangsa kita tidak akan pernah tuntas dan beranjak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Dan untuk selamanya masih berkutat masalah perut dan selangkangan saja.

Baca Juga :  Melihat Ke Dalam Diri, Renungan Bisnis Pertama. Opini Tubagus Soleh

Membangun Indonesia, menurut para Karuhun kita harus dimulai membangun Jiwanya baru Badannya. Tanpa mengikuti pola dari para Karuhun saya yakin pembangunan segencar apapun tidak akan memberikan dampak kualitas hidup bagi warga bangsa.

Ada anekdot yang tajam dalam menasehati kita, dulu orang tua kita meskipun punya anak banyak dan kerja tidak 24 jam tapi bisa menghidupi keluarganya bahkan menjadikan anak anaknya sukses. Lah sekarang, zaman now yang sudah serba canggih kerja 24 jam masih saja hidupnya menderita dan penuh duka. Apa yang salah ya?

Sebagai bangsa besar dan umat Islam ditakdirkan oleh Tuhan sebagai Mayoritas, kita harus mampu menangkap pesan Tahun Baru Hijriah ini dengan benar. Bila acuannya adalah sejarah hijrahnya Nabi dari Mekkah ke Madinah. Maka umat Islam di Indonesia harus mengkaji serius Siroh Nabi dengan telaten dan cermat. Sehingga kita bisa mengambil pelajaran penting dari setiap peristiwa sejarah monumental Perjuangan Nabi khusus dan Umat Islam Indonesia umumnya. Kegagalan kekuatan Politik Umat Islam untuk menjadi pemain utama kepemimpinan Nasional bangsa merupakan cerminan dari masih lemahnya kepemimpinan umat Islam.

Baca Juga :  Inikah Awal Ethnic Cleansing di Papua? Opini Asyari Usman

Kita berharap momentum Tahun baru Hijriah 1441 H bisa kita jadikan pondasi awal bagi kebangkitan Umat dan Bangsa Indonesia secara keseluruhan.

Maka sangat wajar bila kita harus selalu mempertanyakan kepada diri kita sendiri sebagai Pemimpin : Mau kemana kita melangkah?

Akhir dari tulisan ini, kami Penggiat Dakwah Babad Banten mengucapkan Selamat Tahun Baru Hijriah 1441 H.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Amin.

Loading...

Baca Juga