oleh

Tatanan Berfikir Materialisme, Hulunya Eksploitasi Manusia

Tatanan Berfikir Materialisme, Hulunya Eksploitasi Manusia. Oleh: Tubagus Soleh, Ketum Babad Banten. Pembelajar Filsafat dan Bisnis di Albayt University Al Bantani.

Tadi malam saya berdiskusi serius dengan tim yang sudah berkomitmen membangun Pasar Jama’ah agar terbangun tatanan Ekonomi Robbani. Keinginan yang begitu kuat dari temen-temen untuk bisa menghadirkan suatu tatanan sosial ekonomi yang berkeadilan berdasarkan sifat Rahman dan RahimNya Alloh SWT sang Pemilik Alam Semesta.

Sikap ini kami ambil karena saya dan begitu juga temen-temen yang hadir melihat begitu banyak bahkan terlalu sering menyaksikan kepapa-an yang begitu menyesakan dada. Bagaimana bisa, negara kita yang begitu subur makmur kehidupan rakyatnya begitu blangsak. Bagaimana bisa, kekayaan negara kita yang menyimpan Milyar-an MT emas, batu mulia dan minyak bumi yang melimpah harus berhutang kepada bank dunia, IMF atau lembaga “donor Internasional” yang sumber dananya pun tidak jelas dari mana.

Baca Juga :  Kerja Budaya yang Dianggap Remeh, Tapi Merubah Makna

Sederhananya, kami melihat kekayaan alam bangsa kita yang melimpah tidak berbanding lurus dengan kesejahteraan rakyat. Bahkan justru terbalik 180 derajat. Aneh tapi nyata. Tapi ini adalah sebuah fakta.

Hebatnya, temen-temen yang terlibat dalam gerakan membangun pasar Jama’ah berdasarkan tatanan Ekonomi Robbani terlihat begitu tenang, tajam dan memilih bersikap pro aktif untuk memperbaiki keadaan bangsa. Dengan berdoa semoga kepapa-an rakyat bisa diperbaiki dengan berdasarkan tatanan Rahman RahimNya.

Saya tidak mendengar selama berdiskusi ada narasi kemarahan yang luap-luap apalagi sampai bakar-bakar poster kayak demonstran di MPR beberapa hari yang lalu.

Namun, temen-temen berkomitmen agar gagasan besar ini bisa berjalan dan bisa ditransformasikan kepada rakyat Indonesia tanpa pandang bulu. Semuanya berhak mendapatkan Rahman dan RahimNya Alloh swt.

Baca Juga :  Sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi, Sebuah Opini Denny JA

Karena Islam yang kita yakini sebagai suatu Tatanan mampu mengayomi semua makhluk untuk mendapatkan RahmatNya dan menjadi Rahmatan Lil Alamin.

Oleh karenanya, hal pertama yang harus dirombak adalah merombak tatanan berfikir yang selama ini berdasarkan tatanan berfikir Materialisme Kapitalisme dalam memandang dunia. Pandangan Dunia yang menjadi pandangan dan sikap hidup harus berdasarkan Tatanan Berfikir Qur’anik. Sebuah panduan yang berasal dari Tuhan melalui Nabi Muhammad Saw.

Siapapun manusianya, bila tatanan berfikirnya berdasarkan tatanan materialisme Kapitalisme akan berujung pada kerusakan dan kehancuran alam semesta. Berfikirnya selalu Untung segede-gedenya hanya untuk dirinya, rugi serugi-ruginya untuk orang lain.

Dititik inilah kita harus berani berfikir diametral. Berfikir hadap-hadapan semata2 dalam rangka melihat realitas dari tatanan berfikir berdasarkan Rahman dan RahimNya Alloh swt. Yaitu kita harus menjadi Rahmatan Lil Alamin. Bukan sebagai perusak dan penghancur tatanan alam semesta yang sudah ditakdirkan untuk kesejahteraan semua makhluk ciptaanNya.

Baca Juga :  Menanti Kabinet Jokowi Periode ke 2: Mungkinkah Kepala BIN dari Sipil?

Dalam diskusi semalam di Albayt University Al Bantani, berdasarkan pemaparan dari temen-temen yang hadir berkesimpulan, semua ini adalah berawal dari hulunya yaitu Sudah mendarah dagingnya Tatanan Berfikir Materialisme di jiwa rakyat Indonesia.

Jadi, Tatanan Berfikir Materialisme adalah sumber Eksploitasi Manusia dan Alam Semesta. Bila tidak di rombak tunggulah kehancuran dunia yang kita tempati ini.

Loading...

Baca Juga