oleh

Kekuatan Kaki Tangan China, Sebuah Opini Asyari Usman

Kekuatan Kaki Tangan China. Oleh: Asyari Usman, Wartawan Senior.

Hari ini kita semua semakin jelas memahami bahwa di Indonesia ini ada sindikat yang sangat kuat dalam mengatur kekuasaan politik dan ekonomi. Komplotan kuat ini terbukti mampu melakukan apa saja yang mereka inginkan. Sindikat itu adalah kaki tangan RRC, para agen China komunis.

Demokrasi yang kita ikuti dengan tertib dan sportif, kini menjadi “power laundring”. Yaitu, mesin pencuci kekuasaan yang diperoleh melalui perampokan pemilu.

Semula mereka hanya mendominasi kekuasaan ekonomi. Tetapi rupanya dominasi ekonomi saja tidak cukup. Mereka perlu memastikan dominasi kekuasaan politik. Dalam arti, mereka ingin agar tidak ada lagi gangguan dari komponen umat Islam garis lurus dan nasionalis. Karena komponen inilah yang menjadi penghambat langkah-langkah mereka untuk menyerahkan kedaulatan bangsa ini kepda RRC.

Baca Juga :  Kaum Pelangi Raih Dukungan, Umat Ramai Sampaikan Kecaman

Pengumuman aneh hasil pilpres 2019 pada dinihari 21 Mei oleh KPU adalah indikasi bahwa kekuatan kaki tangan RRC bekerja efektif di negara ini. Sangat mengkhawatirkan, tentunya. Mengkhawatirkan bagi kalangan Islam dan nasionalis yang selama ini mencoba untuk menyelamatkan negara ini dari cengkeraman China.

Karena itu, komponen ini harus bekerja lebih keras lagi. Menyerah bukan pilihan. Menyerah hanya akan membuat kaki tangan China bergembira.

Perampokan kemenangan rakyat harus dihentikan. Sebab, bilamana perampokan ini sukses dan kaki tangan RRC melenggang, taruhannya sangat tinggi. Kita akan dipersekusi sebagaimana warga Uigur ditindas oleh kekuasaan China.

Rakyat di seluruh Indonesia telah menunjukkan perlawanan terhadap upaya kaki tangan China untuk menyerahkan kedaulatan bangsa ini kepada majikan mereka di Beijing. Rakyat pasti akan bangkit untuk mencegah Indonesia jatuh menjadi budak RRC.

Baca Juga :  Bandul Politik Dunia Bergerak Kemana: Ke Timur Atau Barat?

Jalan menuju perbudakan itu sudah diresmikan lewat penandatanganan perjanjian One Belt One Road (OBOR) bulan lalu. OBOR (jalur sutra gaya baru) adalah ambisi penjajahan ekonomi global China. Puluhan negara ikut dalam proyek ini, termasuk Indonesia. RRC menyediakan dana untuk pembangunan berbagai infrastruktur seperti pelabuhan, bandara, jalan tol, dan pusat-pusat perindustrian khusus untuk kegiatan produksi China.

Kini, Indonesia tinggal menunggu waktu saja untuk masuk utuh ke perangkap utang China.

Pinjaman dari negara diktatur ini sudah cukup banyak. Begitu terjadi kredit macet, maka proyek-proyek Investasi RRC di negara ini harus diserahkan kedaulatan pengelolaannya kepada China. Sepenuhnya.

Inilah yang harus dicegah. Perjuangan berat dengan pengorbanan maksimal segera akan dimulai.

Loading...

Baca Juga