oleh

Logika Agama Kita Terlahir Sebagai Seorang Pemenang

Logika Agama Kita Terlahir Sebagai Seorang Pemenang. Oleh : Ustad Subairi, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Mukhlisin DDI Paria.

Saya mencoba untuk menarasikan suatu suatu artikel tentang sukses itu adalah hak semua orang. Bukan berarti saya adalah orang mengaku sukses, tetapi saya ingin berbagi opini. Untuk merangsang kita semua agar selalu mengeluarkan energy positif dalam mengerjakan semua aktifitas sekesaharian kita. Sejak saya mulai menjadi santri di Pondok Pesantren DDI Mangkoso, selalu mendengar ungkapan, perhatikanlah apa yang diucapkan seseorang jangan melihat siapa yang mengatakan.

Nabi Muhammad SAW, didalam salah satu sabdanya mengatakan bahwa seseorang tidak akan meninggal dunia sampai Allah SWT, menyempurnakan rizkinya. Hidup ini harus kita jalani dengan optimis jangan pernah pesimis. Dunia akan kering tanpa hujan. Begitu juga dengan hidup, tidak akan lengkap tanpa tujuan. Tidak ada yang salah dalam berfantasi bahkan Presiden Ir. Sukarno pernah mengatakan “gantunglah cita-cita mu setinggi langit”.

Setiap orang bebas untuk bermimpi dan beropsesi. Bahkan didalam Agama Islam ada beberapa Syariat yang diwajibkan oleh Allah SWT, disampaikan melalui perantaraan mimpi. Salah satu contoh adalah disyariatkannya ibadah qurban.

Baca Juga :  MTs DDI Paria Sosialisasikan Pengelolaan Nilai Peserta Didik
Mungkin kita sudah jemu dan bosan mendengar kata mimpi, karena kamu pernah dikecewakan. Ah buat apa bermimpi tinggi-tinggi toh itu tidak akan pernah terrealisasi (terjadi). Memang mimpi berbeda dengan fakta (kenyataan). Tetapi antara mimpi dan kenyataan ada sebuah solusi (jalan keluar). Hari ini saya ingin mengatakan bahwa nasib itu bisa dirubah.

Ada sebuah buku kecil yang pernah saya baca. Buku ini merupakan hadiah dari teman yang kebetulan dia kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir. Judulnya Raddul Qadhai Waitalatul ‘A’mar. Disitu disebutkan sebuah hadis yang maknanya adalah tidak ada yang dapat menolak qada kecuali dengan doa. Berdoa dan berusaha harus harus kita integrasikan.

Suatu ketika Khalifah Umar Ibn Khattab, pernah melihat seseorang berdiam diri terus menerus karena beribadah di dalam masjid. Sementara istri dan anaknya kelaparan dirumahnya. Orang tersebut berdoa meminta rezki. Lalu khalifah Umar datang dan memarahi orang tersebut sambil mengatakan bahwa sesungguhnya langit tidak akan menurunkan hujan emas dan perak.

Kesempatan masih terbuka dan mimpi itu bisa menjadi nyata. Tetapi itu semua tergantung dari suatu pertanyaan, “saya pasti bisa?” Saya ingin kita semua ingat kata-kata itu. “saya pasti bisa”. Pikirkan sebuah mimpi yang ingin kita nikmati dimasa depan. Entah itu punya lembaga pendidikan yang berskala internasional, kendaraan pribadi, atau jalan-jalan keluar negeri, membuka usaha atau membangun keluarga kecil bahagia. Apapun itu semua bisa. Asalkan kita gigih dan terus menerus berusaha.

Baca Juga :  Mengamini Optimisnya Kyai Makruf Amin, Sebuah Opini Tubagus Soleh
Memang semua itu tidaklah mudah bisa jadi mimpi kita dihina orang, bisa jadi mimpi kita ditentang, tetapi disaat semua orang memandang kita dengan sebelah mata, disaat semua orang meremehkan kita pesimis dan tertawa, saya ingin kita percaya saya insya Allah pasti bisa, kita pasti bisa, kita pasti bisa, kita pasti bisa, bukan hanya menjadi seorang pemimpi, tetapi menjadi seorang pemenang yang berhasil mewujudkan mimpi.

Kita pasti bisa. Bukan hanya berkata, tetapi juga berkarya. Memberikan bukti nyata, untuk melakukan semua itu tidaklah mudah. Tapi justru itulah yang membuat kita juara. Ketika kita memberanikan diri untuk melangkah, mengambil tindakan, kita akan menemukan kesulitan, tantangan, rintangan, godaan dan cobaan. Ketika kita menemui semua itu, lalu mengeluh, kita akan menjadi lemah dan terjatuh.

Baca Juga :  Prabowo: Terima Kasih Panglima dan Kapolri yang Janji Netral di Pilpres

Padahal Nabi Muhammad SAW telah mengatakan didalam sabdanya, sekiranya kesulitan itu ada didalam batu, maka Allah akan menciptkan kemudahan itu datang kedalam batu tersebut. Allah SWT menciptakan satu kesusahan dan menciptakan dua kemudahan. Hal ini dapat kita pahami, bahwa tidak ada kesusahan terus menerus mendera dan menimpa kita.

Ketika kita terjatuh seolah-olah semua jalan terasa buntu. Semua harapanpun runtuh. Tetapi sadarlah itu adalah ujian yang harus kita hadapi dengan ketegaran. Ketika Allah AWT mencintai seorang hambaNya, maka Allah SWT akan memberikan ujian. Semakin besar ujian Allah SWT kepada kita, maka semakin besar pula cinta dan kasih Allah SWT, kepada kita.

Ingat mimpi, focus akan tujuan dan yakinlah semua kesulitan itu akan berlalu. Selama kita masih punya harapan, selalu pasti ada jalan. Selama kita masih percaya tuhan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Berani menghadapi semua tantangan bukan berarti karena hal itu mudah, maka kita yakin kita bisa maka semua itu menjadi mudah. Bukan karena hari ini indah, kita jadi bahagia, tetapi karena kita bahagia maka hari-hari kita pun menjadi indah.

Loading...

Baca Juga