Kapitalisme, Hina dan Menghinakan. Oleh: M Azzam Al Fatih, Pemerhati umat dan aktivis dakwah.
Ideologi kapitalisme, yang saat ini menjadi pemegang kendali kekuasaan di seluruh dunia. Mabda yang menjadi kebanggaan barat dengan pemeran utama Amerika serikat yang terkenal Negara adidaya karena kekuatan militer dan ekonominya. Sedang ideologi tersebut dijadikan sebagai alat menjajah negeri-negeri muslim.
Indonesia, negara dengan berpenduduk muslim terbesar di dunia juga tak terlepas dari Cengkeraman ideologi kapitalisme. Mengikat setiap individu, lembaga, dan seluruh sendi – sendi bangsa hingga menyebabkan tidak berkutik dan terpenjara dalam rumah sendiri. Berkedok investasi namun merampok, membantu namun membantai, mengobati namun sejatinya membunuh.
Kapitlisme yang menelorkan sistem demokrasi demi meracuni pemikiran negeri – negeri muslim, memaksa untuk berbuat kejahatan demi mengokohkan imperialismenya. Hak asasi manusia ( HAM) dijadikan kedok untuk merusak generasi bangsa. Kebebasan dalam berprilaku merusak fitroh manusia, akhlak, dan meresahkan kehidupan. Kebebasan berpendapat Merusak tatanan kehidupan yang telah ada.
Jika dilihat dari tujuan, cara, dan hasil, kapitalisme sesuatu ideologi yang buruk dan tidak pantas dijadikan penggerak jalannya pemerintahan di negara manapun. Kapitalisme yang bertujuan untuk menjajah negeri – negeri lain terutama muslim. Merampok harta dengan segala cara tanpa berpikir belas kasihan dan merampas negara tanpa batas. Semua dilakukan demi memuaskan nafsu tiada batas yang akhirnya jatuhlah pada lubang keburukan pada diri pengembannya.
Begitu pun dengan cara yang ditempuhnya, tidak pernah memikirkan keburukan dan kerusakan yang ditimbulkan dari setiap kebijakan. Yang terbersit para pengembannnya hanya keuntungan pribadi. Kapanpun dan dalam kondisi apapun tetaplah berfikir bagaimana meraup keuntungan. Seperti contoh dalam hal kasus Corona, bagaimana para pengemban Kapitalisme mengambil kebijakan ditengah pandemik virus covid- 19. Bukankah mereka abai terhadap nasib rakyatnya dan lebih mementingkan perekonomiannya. Pelit dan ogah keluar dana disaat awal merebaknya virus namun ketika mereka mulai jatuh Karena terdampak virus covid-19, mereka tergesa – gesa menuju new normal padahal sebenarnya kondisi belum menjamin keamanan dengan melonjakkan korban virus Corona.
Dari kebijakan, sangat jelas bahwa kapitalisme itu hina. Hina di mata orang lain, di mana setiap manusia mempunyai fitroh menerima sesuatu yang haq dan membenarkannya. Namun pada diri pengemban kapitalisme semuanya hilang tidak terbekas, semua hanyut dalam perbuatan buruk dan merusak. Dan itu semua demi mengejar keuntungan. Bukankah ini sebuah kehinaaa dirinya, yang mengikhlaskan diri berbuat keburukan dan kerusakan dunia.
Apalagi jika hal ini dikaitkan dengan akhirat, tentu suatu kehinaan bagi dirinya. Sebab setiap perbuatan akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT. Semua perbuatan para pengemban Kapitalisme yang notabennya muslim akan dihinakan dalam penyiksaan yang amat pedih dengan bahan bakar tulang belulang manusia dan besi yang panas dalam jangka yang lama. sebab dirinya telah membuat penderitan rakyat kecil dan terus turun – temurun.
Perlu kita ketahui bahwa Kapitalisme juga menghinakan para jongos-jongos pengembannnya. Mereka ditekan, disuruh mengikuti perintah atas, yang kadang – kadang melebimi perikemanusiaan. Mereka di perintah dan harus tunduk pada kapitalis, jika berontak jusrus maka disingkirkan dan dihinakanya. Anehnya Para jongos pun mau menuruti kemauan para kapitalis, walaupun sebenarnya ada rasa berontak dan enggan melaksanakan, namun karena sebuah sebuah sistem akhirnya ia pun iklhas untuk dihinakan.
Maka, sangat jelas bahwa ideologi kapitalisme tidak akan membawa ketentraman jiwa apalagi memuaskan akal, yang ada adalah membuat jiwa gelisah karena sebuah tekanan, yang ada hanyalah kerusakan karena sebuah imperialisme. Sama juga dengan ideologi sosialisme yang diemban oleh para komunis yang telah mati dan menyisakan keburukan dan kerusakan Alam dunia.
Maka, satu – satunya ideologi yang menentramkan kan jiwa dan selalu memuaskan akal hanyalah ideologi Islam. Sebab didalamnya ada aturan dari pencipta yang diraihnya melalui proses berfikir. Aturan tersebut akan mengikat setiap individu – individu pengembannnya. Di mana aturan tersebut manakala diterapkan secara kaffah akan mewujudkan ketentraman dan kebahagiaan untuk semua manusia. Namun hal ini tidak akan terwujud manakala hanya diemban oleh individu. Aturan dari Allah akan terwujud ketika diemban oleh negara yang diridhai Allah SWT, yakni Daulah Khilafah Islamiyyah. Seperti halnya yang pernah di lakukan Rosululloh SAW serta para kholifah berikutnya Sampai yang terakhir kekhilafah Turki Ustmaniyah.
Semoga Daulah Khilafah Islamiyyah segera terwujud, agar ideologi Islam segera diemban demi kemuliaan seluruh manusia.
Wallahu’Alam Bhishowwab.